kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,44   -1,31   -0.15%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Potensi lockdown, epidemiolog: Saat ini seharusnya sudah dilakukan


Kamis, 07 Januari 2021 / 23:21 WIB
Potensi lockdown, epidemiolog: Saat ini seharusnya sudah dilakukan
ILUSTRASI. Warga melakukan rapid tes antigen secara mandiri di Jakarta,


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ahli epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, lockdown atau karantina wilayah sudah waktunya diterapkan di Indonesia.

Itu lantaran pandemi tak kunjung mereda, bahkan kasus Covid-19 cenderung mengalami kenaikan beberapa waktu terakhir.  

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyinggung soal potensi menerapkan lockdown sebagai akibat dari lonjakan kasus pandemi di Indonesia.

"Memang situasinya sudah perlu. Kalau dari indikator, sebenarnya saat ini pun harusnya sudah bisa dilakukan lockdown," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/1).

Kendati demikian, ia menilai bahwa pemerintah pasti memiliki pertimbangan lainnya sehingga tak kunjung menerapkan lockdown.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Kamis (7/1): Bertambah 9.321 kasus baru, ingat selalu 3 M

Hal ini yang menurut Dicky, menimbulkan perbedaan antara pertimbangan pemerintah dengan epidemiolog terkait lockdown. Ia sendiri berpendapat, berdasarkan data atau indikator, Indonesia seharusnya bisa berkaca pada kasus di Australia.

"Lihat saja, misalnya di Australia, ketika dilakukan lockdown, kasusnya tidak sebanyak Indonesia yang kasusnya sudah 40.000 per hari," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyinggung soal kemungkinan Indonesia lockdown sebagai akibat dari pandemi Covid-19 yang belum kunjung membaik.

Hal itu disampaikan saat berbicara dalam rapat terbatas bersama menteri dan gubernur yang disiarkan dalan live Instagram Sekretariat Presiden, Rabu (6/1/2021).

Mula-mula, Jokowi meminta semua pihak untuk bekerja keras dan mati-matian dalam mengurangi dan menghentikan dampak pandemi. Kemudian, dia menyinggung perihal survei terakhir yang dilakukan pemerintah.

Survei menunjukkan, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan semakin menurun. "Kaitannya memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan itu turun. Sebab itu saya minta Komite dan Satgas agar ini diberikan tekanan lagi kepada komunikasi publik yang baik lewat televisi," ujar Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo itu mengingatkan saat ini sejumlah kota di mancanegara kembali menerapkan lockdown.

"Dua hari lalu London lockdown, Tokyo juga sama. Bangkok yang dekat kita juga lockdown. Terakhir, kemarin bukan hanya London saja tapi Inggris juga (lockdown)," ungkap Jokowi.

"Hati-hati ini jadi catatan kita semuanya jangan sampai terjadi lonjakan yang sangat drastis (di Indonesia) sehingga kita dipaksa untuk melakukan (lockdown)," tegasnya.

Baca Juga: Vaksin Sinovac telah didistribusikan, ini timeline pengembangannya

Sementara itu, data Satgas Penanganan Covid-19 pada Kamis (7/1/2021) mencatat ada penambahan kasus baru sebanyak 9.321 kasus.

Angka ini menjadi rekor kasus harian Covid-19 tertinggi sejak virus corona terdeteksi masuk di Tanah Air pada 2 Maret 2020.

Jumlah ini kembali melampau rekor tertinggi kasus baru harian Covid-19 di Indonesia yang sebelumnya pernah tercatat, yakni sebanyak 8.854 kasus pada 6 Januari 2021 atau sehari sebelumnya.

Dengan adanya penambahan 9.321 kasus baru di hari, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 797.723 kasus. (Nicholas Ryan Aditya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Presiden Ingatkan Potensi Lockdown, Epidemiolog: Sekarang pun Bisa"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×