Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian baru menunjukkan satu sketsa diduga pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, penyidik masih menyelesaikan sketsa lainnya. Polri bekerja sama dengan kepolisian Australia untuk merampungkan sketsa tersebut.
"Salah satunya buat sketsa wajah, kita ada peralatan khusus ya," ujar Rikwanto di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/8).
Rikwanto mengatakan, kepolisian Australia memiliki peralatan canggih untuk membantu Polri membuat sketsa sesuai deskripsi para saksi. Dengan demikian, tingkat kemiripannya juga semakin tinggi.
"Yang makin alus makin mendekati keterangan saksi untuk menciptakan sketsa wajah yang sesuai," kata Rikwanto.
Polda Metro Jaya sebelumnya menyebut bahwa ada tiga sketsa terduga pelaku penyerang Novel berdasarkan keterangan korban. Namun, Kapolri baru memperlihatkan satu sketsa.
Rikwanto mengatakan, membuat sketsa tidak semudah yang dibayangkan publik. Saksi harus memiliki ingatan yang jelas mengenai apa yang dilihat beserta detilnya dalam kejadian itu. Jangan sampai ingatannya tercampur dengam ciri orang yang dia temui di tempat lain.
"Bisa jadi itu meleset. Perlu waktu untuk dia me-review kembali apa yang dilihatnya, sehingga ketepatan itu bisa dipastikan," kata Rikwanto.
Kapolri sebelumnya merilis sketsa wajah dan ciri-ciri pria yang diduga pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Ciri-ciri pelaku, yakni tinggi badan antara 167 cm sampai 170 cm, kulit agak hitam, rambut keriting dan badan ramping.
Kapolri menjelaskan, wajah sketsa tersebut berdasarkan gambaran dari saksi yang melihat orang mencurigakan sebelum kejadian. Kualitas sketsa tersebut dinilai baik sekali atau mendekati wajah yang dilihat oleh saksi.
Saksi tersebut, kata Kapolri, melihat pria itu berada di dekat Masjid Al Ikhsan pada lima menit sebelum kejadian penyiraman air keras.
"Kita duga pengendara sepeda motor," kata Kapolri. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News