kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Polisi korban penembakan di Solo meninggal dunia


Jumat, 31 Agustus 2012 / 00:00 WIB
ILUSTRASI. Google app is seen on a smartphone in this illustration taken, July 13, 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Djumyati Partawidjaja, Tribunnews | Editor: Djumyati P.

SOLO. Aksi penembakan brutal oleh orang tak dikenal, terjadi di pos Polisi Plasa Singosaren, Solo, Kamis (30/8) sekitar pukul 21.15. Aipda Widata, korban penembakan itu tertembus empat peluru di bagian dada, hingga meninggal saat berada di rumah sakit.

Sejumlah saksi di lokasi mengatakan, saat kejadian, Aipda Widata sedang duduk di dalam pos polisi Plasa Singosaren. Sedangkan dua orang temannya sedang tidak berada di lokasi.

Menurut Helmi, tukang parkir di Singosaren Plasa, saat itu pelaku yang berboncengan naik sepeda motor bebek datang dari arah timur ke barat, di jalan Dr Radjiman.

Saat tiba di depan pos polisi yang terletak di sebelah timur pojok selatan itulah, pelaku yang membonceng turun dari motor. Sedangkan pengemudi tetap berada di atas kendaraan. Pelaku kemudian menuju ke arah pos polisi.

Ketika berjarak beberapa langkah dari Aipda Widata, pelaku mengeluarkan senjata api dan langsung menembak korban dari jarak dekat. "Pembonceng lalu turun dari motor dan mendekat ke pos polisi. Dari jarak dekat, pelaku menembak sebanyak tiga kali," kata Hilmi.

Suara letusan yang hingga beberapa kali itu membuat sejumlah warga berdatangan, termasuk pengunjung Singosaren Plasa. "Saat itu sekitar pukul 21.00 lebih, suasana di sekitar lokasi masih cukup ramai meski sebagian toko sudah tutup. Warga yang berada di sekitar lokasi kaget dan langsung mencoba mengejar pelaku," kata Hilmi.

Ketika warga berdatangan, lanjutnya, pelaku langsung kabur ke arah barat. Warga sekitar terus mencoba mengejar pelaku yang tancap gas ke arah barat (Jl Dr Radjiman). Namun saat kabur sekitar seratus meter, pelaku kembali mengeluarkan tembakan ke udara sebanyak dua kali bermaksud untuk mengusir warga yang mengejar.

Sementara itu, setelah nyawanya tak tertolong, jenazah polisi korban penembakan, almarhum Aipda Widata, diotopsi di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikilegal RSUD dr Moewardi Solo. Istri korban bersama dua dari tiga anaknya tampak menunggu di luar ruangan.

"Korban mengalami empat luka tembak tembakan di bagian dada dan langsung dilarikan ke rumah sakit PKU Surakarta. Kondisi sekarang meninggal dunia," ucap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anang Iskandar kepada wartawan, Kamis (30/8).

TRIBUNNEWS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×