Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT PLN (Persero) akhirnya menyerah juga mencari produsen yang mau menjual batubara ke pembangkitnya. Mumpung berstatus perusahaan negara, dukungan konkret sepertinya masih layak dimintakan kepada pemerintah selaku pemilik perusahaan.
Pada Jumat (7/11) sebuah pertemuan antara Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Purnomo Yusgiantoro dan Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar digelar di kantor Menteri untuk membahas ancaman kekurangan pasokan yang akan dihadapi PLN sebulan ke depan.
"Kami berkoordinasi dengan Menteri dalam upaya meningkatkan stok batubara kami menjadi genap 30 hari. Sebab beberapa pembangkit kami memiliki cadangan batubara di bawah batas normal itu," ujar Fahmi, usai bertemu Menteri Purnomo.
Dalam catatan Fahmi, setidaknya PLN berencana menambah 1.040.000 ton batubara untuk mengamankan stok pembangkitnya. Beberapa pembangkit yang kurang pasokannya antara lain Suralaya, Tanjung Jati B, Cilacap, Paiton milik Jawa Power dan Paiton Energy Company.
Dari hasil pertemuan itu, disebutnya Menteri benar akan memanggil produsen batubara dalam negeri untuk mendapatkan kepastian pasokan batubara pembangkit PLN.
"Pemanggilan itu memang solusi jangka pendek untuk mengatasi hambatan harga yang kami hadapi. Karena sebenarnya kami mau saja membayar dengan harga tinggi, asalkan harga tersebut sesuai dengan harga pasar. Jangan sampai lebih tinggi," tambahnya.
"Kami berkoordinasi dengan Menteri dalam upaya meningkatkan stok batubara kami menjadi genap 30 hari. Sebab beberapa pembangkit kami memiliki cadangan batubara di bawah batas normal itu," ujar Fahmi, usai bertemu Menteri Purnomo.
Dalam catatan Fahmi, setidaknya PLN berencana menambah 1.040.000 ton batubara untuk mengamankan stok pembangkitnya. Beberapa pembangkit yang kurang pasokannya antara lain Suralaya, Tanjung Jati B, Cilacap, Paiton milik Jawa Power dan Paiton Energy Company.
Dari hasil pertemuan itu, disebutnya Menteri benar akan memanggil produsen batubara dalam negeri untuk mendapatkan kepastian pasokan batubara pembangkit PLN.
"Pemanggilan itu memang solusi jangka pendek untuk mengatasi hambatan harga yang kami hadapi. Karena sebenarnya kami mau saja membayar dengan harga tinggi, asalkan harga tersebut sesuai dengan harga pasar. Jangan sampai lebih tinggi," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News