kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PKS kumpulkan kader di Bidakara, Ada apa?


Jumat, 24 Mei 2013 / 13:02 WIB
PKS kumpulkan kader di Bidakara, Ada apa?
ILUSTRASI. Konsep terbaru gerai Vans Store Concept 3.0 di Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (19/8/2021). Konsep gerai yang menggabungkan action sport, musik, seni, dan seni jalanan ini juga menggandeng seniman mural Ykha Amelz.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengumpulkan semua kadernya, Jumat (24/5) siang, di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan. Kader yang dikumpulkan berasal dari Dewan Pimpinan Pusat dan Wilayah (DPP/DPW) untuk merumuskan strategi meraih tiga besar di pemilihan umum 2014.

Saat dikonfirmasi, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS Mahfudz Siddiq membenarkan informasi tersebut. Ia menjelaskan, agenda pertemuan yang rencananya digelar mulai pukul 13.30 WIB ini, juga akan mengevaluasi perkembangan program di wilayah, pembahasan hasil survei, dan diskusi mengenai politik kontemporer.

"Yang datang DPP dan DPW, ini rutin per dua bulan," kata Mahfudz, saat dihubungi pada Jumat (24/5).  Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PKS M. Taufik Ridho menyampaikan informasi pertemuan tersebut. Acara pertemuan itu akan dipimpin langsung oleh Presiden PKS M Anis Matta.

Dalam beberapa bulan terakhir, dinamika di PKS menjadi sorotan, pasca ditetapkannya mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap dan tindak pidana pencucian uang terkait kuota impor daging sapi. Sejumlah petinggi PKS juga telah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus itu.

Belakangan, PKS juga menggulirkan kembali wacana keluar dari koalisi partai politik pendukung pemerintah. Wacana itu pertama kali dilontarkan oleh Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah. Alasannya, kata Fahri, tak cocok dengan gaya kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ketua Fraksi PKS Hidayat Nurwahid membenarkan adanya wacana tersebut. Namun, kata dia, keputusan soal itu menjadi kewenangan Dewan Pertimbangan Tingkat Pusat (DPTP). (Indra Akuntono/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×