Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas telah menyelesaikan Blue Book atau Daftar Rencana Pinjaman/Hibah Luar Negeri 2015-2019. Blue book ini akan diterbitkan dalam dua pekan ke depan.
Andrinof Chaniago, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas mengatakan, jumlah dana pinjaman dari luar negeri yang masuk dalam blue book selama lima tahun ke depan US$ 25 miliar dengan penarikan US$ 5 miliar per tahun.
Sumber pendanaan itu berasal dari beberapa pihak seperti Bank Dunia, Asian Development Bank, Islamic Development Bank (IDB). "Mereka sudah komitmen dan menandatangani komitmennya," kata Andrinof, Rabu (20/5).
Anggaran dari dana pinjaman itu akan disalurkan ke sejumlah proyek. Antara lain, proyek energi, infrastruktur, pelabuhan, pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta pembangunan sosial.
Serapan dana dari pinjaman untuk sektor energi mencapai 20% dari total anggaran blue book. Salah satu proyeknya adalah pembangkit listrik tenaga air kapasitas mini dan menengah sekitar 100 mega watt (MW)-200 MW. "Ini kurang diminati swasta karena kurang ekonomis dalam jangka pendek. Padahal, dibutuhkan," imbuh Andrinof.
Wismana Adi Suryabrata, Deputi bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas bilang, ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebuah proyek infrastruktur untuk bisa mendapatkan pembiayaan ini.
Pertama, proyek infrastruktur itu harus merupakan proyek prioritas pemerintah yang harus selesai dalam kurun waktu 2015-2019.
Kedua, proyek infrastruktur tersebut harus berkelanjutan dan tidak boleh terhenti di tengah jalan.
Ketiga, dana pinjaman ini hanya boleh digunakan untuk kegiatan pengadaan barang dengan tingkat kandungan impor tinggi atau belum bisa diproduksi di dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News