Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo memimpin pertemuan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) di KTT ASEAN ke-42. Pertemuan dihadiri oleh Perdana Menteri Malaysia, Menteri Keuangan Thailand, Sekjen ASEAN, Presiden Bank Pembangunan Asia dan para delegasi.
Presiden Jokowi menyampaikan, di usianya yang ke 30 tahun, IMT-GT menjadi kerja sama segitiga emas bagi 85 juta penduduk di tiga negara. Meskipun dilanda krisis global, volume perdagangan IMT-GT berhasil mencapai US$ 618 miliar di tahun 2021.
Ke depan, Indonesia berharap IMT-GT harus semakin mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Karena tantangan ke depan tidak mudah, ketidakpastian masih tinggi, rivalitas masih tajam dan efek domino goncangan ekonomi global masih terus mengancam.
“Mari terus kobarkan semangat kolaborasi khususnya dengan peningkatan daya saing, konektivitas, pariwisata, dan investasi untuk mencapai visi IMT-GT tahun 2036," ucap Jokowi dipantau dari Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (11/5).
Baca Juga: Hari Kedua KTT ke-42 ASEAN, Jokowi: Isu Myanmar Tak Boleh Hambat Pembangunan ASEAN
Seperti diketahui, visi IMT-GT tahun 2036 yaitu menjadikan kawasan IMT-GT sebagai kawasan terintegrasi, inovatif, inklusif, dan berkelanjutan di 2036.
Sebelumnya, pada pertemuan IMT-GT di KTT ASEAN Kamboja tahun 2022, Presiden Jokowi menyampaikan, tiga fokus yang bisa dilakukan untuk mewujudkan visa IMT-GT tahun 2036.
Pertama, membangkitkan sektor pariwisata sub-kawasan. Hal ini sangat mendesak karena sektor pariwisata turun drastis hingga di atas 90% dalam 2 tahun terakhir.
Kedua, mempercepat pembangunan hard dan soft infrastructure, yaitu infrastruktur fisik dan sumber daya manusia di mana keduanya tidak bisa dipisahkan, namun sebaliknya harus saling melengkapi.
Ketiga, mewujudkan ekonomi sub-kawasan yang hijau dan berkelanjutan. Menurut Jokowi, ekonomi hijau merupakan masa depan perekonomian ASEAN.
ASEAN berkomitmen kuat mewujudkan masa depan berkelanjutan dengan menggunakan energi terbarukan hingga 35% pada 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News