Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Permata menyarankan pemerintah untuk mempercepat belanja pada kuartal III-2024 demi memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
Head of Macroeconomic and Financial Market Research, Bank Permata Faisal Rachman, menilai bahwa biasanya pada kuartal III-2024, realisasi belanja negara akan terserap sekitar 60%, sementara pada kuartal IV baru terakselerasi mendekati 100%.
Menurutnya, dampak tingginya belanja pada kuartal IV adalah terbatasnya multiplier effect dari belanja fiskal pada sektor riil.
"Jadi jika pertumbuhan ekonomi mau digenjot lebih tinggi lagi, maka realisasi belanja sebagian besar harus dipercepat atau digeser ke kuartal III guna menciptakan multiplier effect lebih tinggi ke sektor riil sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi lebih cepat," ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Selasa (16/7).
Baca Juga: Lampaui Anggaran, Belanja Negara Semester II Diproyeksi Rp 2.014 Triliun
Faisal menjelaskan, belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki beberapa fungsi, yakni sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan juga sebagai buffer atau shock absorber.
Hingga semester I-2024, dirinya menilai belanja negara sebagian besar digunakan untuk keperluan pemilihan umum (pemilu), percepatan proyek strategis nasional (PSN), dan penyaluran bantuan sosial (bansos) guna menjaga daya beli masyarakat golongan rentan dan miskin terutama di tengah tekanan El Nino.
"Dengan melihat perkembangan tersebut, sebenarnya pemerintah sudah cukup baik dalam menyeimbangkan peran fiskal sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan sebagai buffer/shock absorber di tengah ketidakpastian yang bersumber baik dari dalam maupun luar negeri," jelas Faisal.
Faisal menambahkan, ketidakpastian tersebut cenderung akan terus berlangsung di semester II-2024. Oleh karena itu, belanja yang sudah dilakukan pemerintah saat ini perlu dilanjutkan.
Misalnya saja bansos yang perlu dilanjutkan agar daya beli masyarakat masih dapat terjaga lantaran 55% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dibentuk dari konsumsi domestik. PSN juga perlu dipercepat lantaran selain ada dampak langsung pada ekonomi, dalam jangka menengah panjang dapat juga memberikan dampak ekonomi lebih besar.
Baca Juga: Dongkrak Ekonomi Indonesia 2024, Belanja Produktif di Semester II-2024 Perlu Digenjot
"Dan persiapan Pilkada pada akhir tahun juga harus sudah mulai disiapkan," imbuhnya.
Berdasarkan Prognosis APBN Semester II-2024, belanja negara pada semester II akan mencapai Rp 2.014,2 triliun atau 60,6% terhadap APBN 2024. Adapun, realisasi belanja negara hingga Semester I-2024 baru mencapai Rp 1.398 triliun atau setara 42% dari APBN 2024.
Dengan begitu, belanja negara tahun ini diproyeksi mencapai Rp 3.412,2 triliun, atau bengkak dari pagu sebesar Rp 3.325,1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News