kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Perusahaan Kimia Terbesar di Dunia akan Bangun Pabrik Baterai Mobil di Indonesia


Rabu, 25 Januari 2023 / 14:27 WIB
Perusahaan Kimia Terbesar di Dunia akan Bangun Pabrik Baterai Mobil di Indonesia
ILUSTRASI. Rencana investasi dari perusahaan BASF di Indonesia dengan nilai mencapai US$ 2,6 miliar akan berjalan mulai tahun ini.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa rencana investasi dari perusahaan BASF di Indonesia dengan nilai mencapai US$ 2,6 miliar akan berjalan mulai tahun ini.

"Kalau ditanya tentang investasi, yang riil masuk kurang lebih US$ 2,6 miliar. Sisanya banyak tetapi saya tidak boleh bicara karena kami punya deal dengan meraka," ujar Bahlil dalam Konferensi Pers BKPM, Selasa (24/1).

Sebagai informasi, BASF merupakan perusahaan kimia terbesar di dunia asal Jerman yang berkantor pusat di Ludwigshafen.

Baca Juga: Bahlil Khawatir Ancaman Resesi 2023 Pengaruhi Kinerja Investasi

Bahlil bilang, perusahaan tersebut berencana akan mulai membangun ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle) di Maluku Utara. Ia menyebut, proses groundbreaking rencananya akan berlangsung pada kuartal I-2023.

"BASF ini salah satu perusahaan terbesar di dunia khususnya pemain petrokimia. Ini bukan perusahaan kacang goreng. Jadi ini yang hanya kita urus Korea, Jepan dan China. Eropa pun kita urus. Buktinya mereka akan masuk tahun ini groundbreaking," tutur Bahlil.

Bahlil juga menceritakan kisahnya saat pertemuan di World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, belum lama ini. Ia mengatakan, ia juga bertemu dengan sejumlah menteri negara Eropa, seperti Polandia, dan juga Menteri Keuangan Hongkong untuk membahas arah kebijakan ekonomi global di tengah ketidakpastian tersebut.

"Kami berbicara tentang arah kebijakan negara berkembang, bagaimana Indonesia ke depan, kemudian kita memberi masukan kepada global," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×