Reporter: Dina Farisah | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Kontrak kerjasama Indonesia dengan Jepang dalam PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bakal berakhir pada Oktober tahun depan. Pemerintah pun sudah ancang-ancang mengambil alih 58,9% saham Inalum dari kepemilikan Nippon Asahan Aluminium (NAA) dengan menyiapkan anggaran hingga Rp 7 triliun.
Nyatanya, banyak juga investor asing yang mengincar saham Inalum. Selain NAA yang diketahui masih melobi pemerintah agar memperpanjang masa kontrak kerjasama, National Aluminium Company (Nalco) yang merupakan produsen alumunium asal India juga menyatakan siap membeli saham Inalum.
Seperti yang dikutip dari The Hindu Business Line, Nalco siap mengakuisisi Inalum. Bahkan, Nalco kabarnya sudah melakukan presentasi di depan Pemerintah Indonesia mengenai rencana pengambilalihan Inalum tersebut.
BL Bagra, pimpinan Nalco mengakui perusahaannya memang berminat mengambil alih Inalum. Pihaknya kini tengah menunggu kabar dari Pemerintah Indonesia. "Apakah Indonesia akan menawarkan kami bagian saham atau memberikan lagi ke Jepang, kami tidak tahu," ujar Bagra.
Menteri Perindustrian MS Hidayat membenarkan sudah banyak yang berminat menggantikan posisi Jepang untuk bermitra dengan Indonesia di Inalum. Namun hingga kini belum ada pihak yang mengajukan pemaparannya di hadapan pemerintah. "Banyak yang berminat tapi belum kami sikapi. Prioritas pemerintah adalah mengambil alih dulu mulai tahun depan," ujar Hidayat kepada KONTAN, Selasa (17/7).
Terkait minat Nalco, Hidayat bilang, perusahaan itu juga belum mempresentasikan keinginannya kepada pemerintah. Ia mengungkapkan, pemerintah baru mengadakan pembicaraan final dengan Jepang pada Agustus-Oktober 2012. "Pemerintah juga sudah menyiapkan dana untuk mengambil-alih Inalum," imbuhnya.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa juga mengatakan, pemerintah belum menindaklanjuti tawaran investor asing membeli saham Inalum. Pasalnya, pemerintah masih fokus di proses pengambilalihan kepemilikan saham Jepang secara mayoritas yakni sebesar 58,9%. "2013, Inalum kembali ke Indonesia, 100%. Titik," tandas Hatta.
Mengenai sumber dana untuk membeli saham Inalum dari Jepang, Hatta menegaskan, pemerintah sanggup membiayainya. Tapi, pemerintah belum menentukan pihak mana yang bakal mengeksekusi saham milik perusahaan Jepang itu, apakah badan usaha milik negara (BUMN) atau yang lain. "Kalau soal BUMN-nya, itu soal gampang. Yang penting kembali dulu ke kita," katanya.
Soritaon Siregar, Kepala Pusat Investasi Pemerintah (PIP) belum mengetahui rencana Nalco untuk membeli Inalum. Selaku operator yang disiapkan untuk mengeksekusi saham Inalum, PIP sudah menyiapkan sejumlah dana. Untuk tahap pertama sudah dialokasikan sebesar Rp 2 triliun dan tahap kedua sebesar Rp 5 triliun akan diusulkan dalam APBN 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News