kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pertumbuhan uang beredar makin melambat


Jumat, 04 Desember 2015 / 17:39 WIB
Pertumbuhan uang beredar makin melambat


Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Pertumbuhan likuiditas perekonomian per Oktober 2015 melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan uang beredar dalam arti luas alias M2 terjadi pada seluruh komponen, yakni uang beredar dalam arti sempit alias M1, uang kuasi, dan surat berharga selain saham.

Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia (BI), pada Oktober lalu, posisi uang beredasr dalam arti luas alias M2 tercatat sebesar Rp 4.442 triliun. Dibandingkan periode sama tahun lalu, posisi M2 tumbuh 10,4%. Padahal, pada September lalu, posisi M2 masih tumbuh 12,7% secara year on year (yoy).

Posisi M1 per Oktober lalu sebesar Rp1.036,3 triliun, tumbuh melambat dari 12,0% secara yoy pada September 2015 menjadi 10,2% secara yoy. Perlambatan ini terutama dipengaruhi oleh penurunan pertumbuhan giro rupiah dari 12,3% (yoy) pada September 2015 menjadi 8,6% (yoy) per Oktober 2015. Sementara, uang kartal masih dalam tren meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan transaksi.

Seperti diketahui, M1 meliputi uang kartalĀ  yang dipegang masyarakat dan giro berdenominasi rupiah alias uang giral.

Posisi uang kuasi per Oktober lalu tercatat sebesar Rp3.390,2 triliun, tumbuh 10,6% secara yoy. Pertumbuhn uang kuasi per Oktober lebih rendah dibandingkan pertumbuhan uang kuasi per September sebesar 12,5% secara yoy. Perlambatan ini terutama bersumber pada penurunan pertumbuhan simpanan berjangka dan giro valas yang ditengarai terkait dengan pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo. Sekadar mengingatkan, uang kuasi merupakan dana pihak ketiga (DPK)( yang terdiri dari simpanan berjangka, tabungan baik rupiah maupun valuta asing (valas) , serta simpanan giro valas.

Bank sentral menyatakan, perlambatan pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih. Sejalan dengan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah oleh BI dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, pertumbuhan aktiva luar negeri bersih melambat dari 11,0% (yoy) pada September 2015 menjadi 2,6% (yoy) pada Oktober 2015. Selain itu, perlambatan M2 juga dipengaruhi oleh ekspansi operasi keuangan pemerintah dan melambatnya pertumbuhan kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×