Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pertumbuhan manufaktur Indonesia melambat di bulan Juni. Hal ini tentunya juga berdampak terhadap industri makanan dan minuman utamanya secara produksi.
IHS Markit melaporkan data Purchasing Manajer’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia periode Juni berada di level 50,6. Angka ini turun dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 51,6.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan dari sisi produksi makanan dan minuman periode Juni melemah lantaran sudah digenjot pada bulan Mei.
Wajar saja, sebab bulan lalu aktifitas produksi melambat karena adanya libur lebaran. "Efiktivitas produksi sektor makanan dan minuman hanya berjalan dua belas hari," kata dia, Selasa (2/7).
Dari segi penjualan, sektor makanan dan minuman masih memiliki kinerja ciamik pada Juni lalu. Sebab, supply pada bulan Juni sudah terpenuhi dari produksi bulan Mei.
Adhi mengaku penjualan makanan dan minuman Juni tumbuh 20% dibandingkan dengan rata-rata bulanan dan tumbuh 10% dibandingkan dengan penjualan periode sama tahun lalu.
Dia optimistis, sampai dengan akhir tahun 2019 industri makanan dan minuman masih bisa berkinerja cemerlang. Hal ini didukung dengan ketidakpastian domestik yang mereda setelah ada kepastian terkait pemilu.
Adhi mengharapkan pemerintahan sekarang dapat berkomitmen membuat ekonomi Indonesia tumbuh. Sementara masalah proyeksi Bank Dunia yang direvisi jadi 5,1% dari 5,2% kata Adhi bukan masalah yang cukup serius sebab penurunannya terbilang rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News