Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pertumbuhan impor ternyata lebih cepat ketimbang ekspor pada April lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan impor April lalu dibandingkan Maret lalu sebesar 2,8%. Sementara pertumbuhan ekspor hanya 0,96%.
BPS mencatat, nilai impor pada April lalu sebesar US$ 14,89 miliar. Angka ini melesat 32,54% bila dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Nilai kumulatif impor tahun ini hingga April lalu sudah meningkat 30,32% menjadi US$ 53,69 miliar. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Djamal mengatakan, impor sektor non migas masih mendominasi.
Nilai impor non migas mencapai US$ 11 miliar. Angka ini sejatinya turun 5,25% dibandingkan Maret 2011 lalu. Total impor kumulatif sudah mencapai US$ 41,40 miliar. "Nilai impor nonmigas terbesar April 2011 adalah barang mesin dan peralatan mekanik (US$ 1,93 miliar). Sementara itu, impor golongan barang tersebut selama Januari-April 2011 mencapai US$ 7,19 miliar atau meningkat 18,77% dari tahun lalu," terangnya, Rabu (1/6).
Sementara impor migas pada April 2011 naik mencapai US$ 3,89 miliar atau sekitar 35,28% dibanding Maret 2011. Sementara secara kumulatif, nilai impor migas mencapai US$ 12,29 miliar atau naik 40,29% dibanding periode yang sama tahun lalu.
China masih menjadi pemasok barang impor non migas nomor satu. Selama Januari-April 2011, nilai impor dari hina sudah mencapai US$ 7,47 miliar dengan pangsa pasar 18,03%. Kemudian Jepang sebesar US$ 5,75 miliar (13,89%) dan Thailand US$ 3,49 miliar (8,43%). "Impor non migas dari ASEAN mencapai 23,74%, Uni Eropa sebesar 8,82%," lanjutnya.
Sementara itu, nilai impor semua golongan penggunaan barang selama Januari-April 2011 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing meningkat 39,42% untuk barang konsumsi, 34,42% untuk bahan baku/penolong, dan 11,99% untuk barang modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News