kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan Ekonomi 2023 Ditetapkan Sekitar 5,3%-5,9%, Ini Upaya yang Dilakukan


Rabu, 08 Juni 2022 / 17:13 WIB
Pertumbuhan Ekonomi 2023 Ditetapkan Sekitar 5,3%-5,9%, Ini Upaya yang Dilakukan
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa (kanan) . ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam hasil pembahasan Panitia Kerja (Panja) Pertumbuhan Ekonomi, pemerintah menetapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 berada di kisaran 5,3 % hingga 5,9%. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Komisi XI DPR RI Kahar Muzakir dalam Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan.

“Pemerintah menetapkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran sebagai berikut, pertumbuhan PDB tahun 2023 berada pada 5,3%-5,9%,” kata Kahar di DPR RI, Rabu (8/6).

Dirinya mengatakan, asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 menjadi landasan dalam penyusunan Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 untuk memperkirakan pendapatan negara, desain kebijakan fiskal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pembangunan sektor-sektor produksi sehingga memiliki nilai tambah ekonomi.

Untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi tersebut, maka pemerintah akan melakukan kebijakan dan program, seperti menjaga dan melindungi daya beli masyarakat serta memberikan perlindungan sosial secara efektif bagi masyarakat yang tidak mampu.

Baca Juga: Bank Dunia Pangkas Tajam Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China, Jadi Segini

Selain itu, belanja pemerintah juga diarahkan untuk meningkatkan belanja yang berkualitas dan produktif serta menciptakan dampak pengganda (multiplier effect) yang tinggi, ditandai dengan manfaat belanja yang langsung dirasakan oleh rakyat di sektor-sektor produktif.

Sementara dalam meningkatkan investasi, pemerintah akan mengakselerasi penciptaan sumber pertumbuhan baru pasca pandemi melalui pemanfaatan teknologi informasi dan digital, revitalisasi industri bernilai tambah tinggi, pembangunan ekonomi hijau dan penguatan energi baru terbarukan.

“Pemerintah akan memperkuat industri berorientasi ekspor, serta memperkuat industri yang dapat mengganti bahan baku impor,” tambahnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada tahun 2023 momentum pemulihan ekonomi akan tetap bisa berjalan, namun di sisi lain masih akan menghadapi munculnya risiko baru.

Adapun target pertumbuhan ekonomi RI yang telah ditetapkan pada kisaran 5,3% hingga 5,9% akan menjadi bekal pemerintah dalam menyusun RAPBN 2023.

“Kami menerima kisaran yang tadi sudah ditetapkan dan ini akan menjadi bekal kami untuk menetapkan titik nanti pada saat menyusun RAPBN 2023,” kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Indonesia Dinilai Lebih Siap Hadapi Gejolak Ekonomi Global, Ini Alasannya

Dalam paparannya, Bendahara negara tersebut mengungkapkan bahwa hasil pertemuannya dengan Islamic Development Bank membahas mengenai risiko global dan menjadi bahan pembahasan dalam Governor’s Roundtable.

“Dimana kita membahas mengenai munculnya risiko terutama dari sisi kenaikan inflasi karena harga-harga energi dan pangan yang akan menyebabkan pengetatan dari moneter,” katanya.

Adapun dalam Governor’s Roundtable dibahas mengenai seberapa cepat dan seberapa ketat kebijakan moneter untuk menangani inflasi yang akan berdampak pada pelamahan dari sisi produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×