kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Pertimbangkan Kondisi Pasar Global, BI Masih Pertahankan Suku Bunga Tinggi


Jumat, 22 September 2023 / 10:32 WIB
Pertimbangkan Kondisi Pasar Global, BI Masih Pertahankan Suku Bunga Tinggi
ILUSTRASI. Pertimbangkan Kondisi Pasar Global, BI Masih Pertahankan Suku Bunga Tinggi


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ruang pelonggaran suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) mulai terbuka. Namun BI masih menimbang kondisi perekonomian global, terutama kondisi pasar keuangan yang masih diliputi ketidakpastian.

Gubernur BI Perry Warjiyo memberi catatan, peluang pelonggaran suku bunga BI ada, apabila hanya mempertimbangkan kondisi domestik. Terutama, inflasi yang telah kembali ke target sasaran BI.

Data terakhir yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi Agustus tercatat sebesar 3,27% year on year (yoy). Angka itu naik dibandingkan Juli yang di level 3,08% yoy. Namun, turun dari posisi Januari 2023 yang sebesar 5,28% yoy.

Baca Juga: Analis Sarankan Investor Berhati-hati Usai The Fed Menahan Suku Bunga, Kenapa?

Hanya saja, BI juga perlu mempertimbangkan kondisi yang terjadi pada pasar global. "Kalau pertimbangan ekonomi domestik, ya ada ruang untuk melihat kembali kebijakan suku bunga BI. Namun masalahnya global memang tidak menentu," papar Perry pada Kamis (21/9).

Dia melihat, kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) mungkin akan kembali terjadi pada November 2023 sebesar 25 basis poin (bps). Perry bilang, belum akan ada ruang penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.

Dengan kata lain, era suku bunga tinggi masih akan bertengger selama beberapa waktu (higher for longer). Bahkan, fenomena ini bisa bertahan setidaknya hingga semester I-2024.

Baca Juga: IHSG Tergelincir Saat Bank Sentral Tahan Suku Bunga, Berikut Saham Pilihan Analis

Akibatnya, ada aliran modal asing yang hengkang dan potensi pelemahan nilai tukar di negara berkembang yang masih tinggi, termasuk Indonesia. Karena itu, BI lebih fokus menjaga nilai tukar rupiah dengan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.

Tak hanya itu, BI melakukan intervensi di pasar spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), juga di pasar sekunder. BI juga mengeluarkan berbagai operasi moneter yang bisa menguatkan otot rupiah.

Setelah hadir dengan term deposit (TD) Valas devisa hasil ekspor (DHE), BI juga meluncurkan Sekuritas Rupiah BI (SRBI). Ia juga memberi kisi-kisi, bahwa masih ada beberapa instrumen operasi moneter lain yang tengah digodok oleh BI dan akan dikeluarkan segera.

Baca Juga: Prediksi BI, The Fed Kemungkinan Naikkan Bunga pada November 2023

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan, BI masih akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75% hingga akhir tahun 2023. "Kenaikan di November FFR (Fed Fund Rate) menyebabkan rupiah melemah signifikan," kata Faiz kepada KONTAN, kemarin.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melihat, jika tekanan dari kenaikan FFR mereda, BI bisa saja menurunkan suku bunga acuannya lebih cepat. Namun. "Dengan asumsi tingkat inflasi maksimal di 3% di 2023 dan 2024," kata Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×