Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengeluhkan sikap Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang tidak mau mengakui produksi di jalur Pipa Tempino, Sumatera Selatan. Sikap SKK Migas ini membuat Pertamina kesulitan memenuhi target produksi yang ditetapkan dalam rencana kerja dan anggaran (WP&B) 2013.
Dalam Raker dengan Komisi VII DPR, Rabu, (5/6), Karen mengungkapkan, karena SKK Migas tidak mau mengakui hasil produksi Pertamina di jalur Pipa Tempino, ak ada pendapatan yang berhasil diterima negara. Padahal Pertamina telah berinvestasi besar dan berhasil memproduksi minyak 1.200 barel per hari (bph). "Sayangnya, masalah pencurian minyak melalui pemasangan pipa ilegal ini tak kunjung terselesaikan sejak lama," kata Karen.
Dengan tidak diakuinya produksi di jalur Pipa Tempino oleh SKK Migas, Pertamina kesulitan memenuhi target produksi yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan anggaran atau work program and budgeting (WPB) 2013. Keluhan Karen ini mendapat dukungan dari Anggota Komisi VII DPR Fraksi PAN, Alimin Abdullah.
Alimin setuju agar SKK Migas juga harus mengakui produksi Pertamina yang dicuri tersebut. Sebab jika tidak, itu sama saja dengan melegalkan pencurian minyak yang banyak terjadi di Indonesia selama ini. "Jangan kalau ada pencurian, lantas dianggap tidak ada. Ini sama dengan melegalkan pencurian itu," kata Alimin.
Pencurian minyak di jalur pipa Tempino sudah berlangsung selama 3 tahun. Hingga kini, praktik hitam ini sulit dicegah. Diduga ada keterlibatan oknum TNI Polri dalam kasus ini. "Pasalnya pencurinya menggunakan senjata organik sekelas M16," kata Aji Prayudi, Vice President Legal & Relation PT Pertamina EP beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News