kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pertamina Belum Layangkan Usulan Resmi Kenaikan LPG 12 Kg


Selasa, 18 Mei 2010 / 09:00 WIB
Pertamina Belum Layangkan Usulan Resmi Kenaikan LPG 12 Kg


Reporter: Sigit Widya | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Kementerian Energi Sumber daya Mineral (KESDM) belum menerima usulan resmi terkait rencana kenaikan harga LPG 12 kilogram dari PT Pertamina. Namun, pihak Pertamina mengungkapkan adanya realisasi mengenai rencana tersebut meski belum ditentukan waktunya.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Evita H Legowo, Senin (17/5), mengaku sama sekali belum menerima usulan resmi dari Pertamina tentang rencana kenaikan tersebut. “Kami belum menerima usulan Pertamina menaikan harga LPG 12 kg,” katanya.

Vice President Communication Pertamina Basuki Trikora Putra menyatakan, kenaikan LPG memang sudah direncanakan, tapi belum dipastikan kapan mulainya. “Kami belum menentukan kapan realisasinya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Erie Purnomohadi sebelumnya mengatakan, kenaikan elpiji 12 kg bisa ditunda jika utang-utang BUMN besar, seperti PLN, segera dilunasi. “Tidak perlu seluruhnya, 20% saja utang yang dibayar, kenaikan ini bisa ditunda,” tukasnya.

Berdasarkan data Pertamina, nilai utang PT PLN (Persero) kepada PT Pertamina (Persero) dari penjualan BBM hingga 26 April 2010 mencapai Rp 20,448 triliun. Selain PLN, pihak lain yang memiliki utang kepada Pertamina adalah Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, TNI, dan TPPI.

Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) berencana untuk menaikkan harga elpiji ukuran 12 kg pada tahun ini. Kenaikan tersebut diusulkan karena saat ini BUMN Migas tersebut mengaku harus nombok sekitar Rp 2.658 per kg dari setiap elpiji nonsubsidi yang dijualnya kepada masyarakat.

Berdasarkan perhitungan, jika harga elpiji non subsidi ini tidak naik, maka pada tahun ini BUMN Migas berpotensi merugi hingga Rp 3,189 triliun. Elpiji non subsidi adalah yang berkapasitas 15 kg, 50 kg, dan elpiji curah atau bulk.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×