kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PERSI tekankan sinergi rumah sakit dan pemerintah jadi prioritas


Minggu, 13 Juni 2021 / 17:04 WIB
PERSI tekankan sinergi rumah sakit dan pemerintah jadi prioritas


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan pengalaman empiris di setiap libur panjang sebelumnya, yaitu libur panjang Natal dan Tahun Baru, libur panjang Idul Fitri, dan libur panjang lainnya, biasanya kenaikan kasus Covid-19 itu akan mencapai puncaknya sekitar 5 sampai 7 minggu setelahnya.

Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), Lia G. Partakusuma menyampaikan, dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya bahwa semakin tinggi jumlah kasus positif Covid-19 tentu akan berpengaruh dengan semakin tinggi juga persentase pasien Covid-19 yang akan dirawat di rumah sakit.

“Belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa rata-rata 20% dari total pasien positif Covid-19 itu perlu dirawat di rumah sakit, dan 5% di antaranya harus dirawat di ruangan isolasi,” terang Lia dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Minggu (13/6).

Baca Juga: Meningkat lagi, kasus baru corona di Jakarta bertambah 2.455 kasus, Sabtu (12/6)

Adapun kapasitas tempat tidur di masing-masing rumah sakit berbeda-beda, tergantung dari jenis dan lokasi rumah sakit. Diketahui beberapa provinsi memiliki jumlah rumah sakit dan kapasitas tempat tidur yang lebih besar dari provinsi lainnya.

Lia menambahkan, sebagai contoh DKI Jakarta, memang terjadi kenaikan Bed Occupancy Rate (BOR), namun jumlah tempat tidur di Jakarta cukup banyak. Di mana kenaikan di ibukota belum sampai 70%, maka belum terlihat adanya overload.

"Namun memang di beberapa daerah lainnya, seperti Kudus dan Bangkalan, rumah sakit disana tidak besar kapasitasnya. Begitu terjadi lonjakan kasus, rumah sakit tidak lagi mampu menampung pasien,” jelas Lia.

Lebih lanjut, seluruh rumah sakit anggota PERSI menerapkan anjuran Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur bagi pasien Covid-19.

Yaitu apabila BOR telah terisi lebih dari 80% dari peruntukan untuk Covid-19, maka kapasitas akan ditambah lagi menjadi 40%. Serta 25% dari tempat tidurnya harus menjadi ICU khusus ruang isolasi Covid-19.

Dari laporan rumah sakit para anggota PERSI yang kapasitas tempat tidurnya tidak banyak diakui pasien sudah mulai membludak. Tak hanya itu, antrean di IGD juga sudah mulai panjang, termasuk di Jakarta.

Lia menyebut, antrean tersebut lantaran pasien harus di skrining terlebih dahulu, dilakukan tes Covid-19. Di mana pada saat menunggu hasil tes tersebut yang menyebabkan antrean pasien menjadi panjang. Jika kapasitas rumah sakit tidak mencukupi maka pasien akan dirujuk ke tempat lain.

"Hal ini sebenarnya tidak kita inginkan. Kita maunya pasien cepat masuk, dan cepat juga keluar. Agar tidak berkerumun di Rumah Sakit,” ujar Lia.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut, Lia menambahkan bahwa sinergi antara rumah sakit dan Pemerintah sangat dibutuhkan. Kondisi di lapangan, setiap rumah sakit pasti memiliki titik batas, dari sisi tempat tidur, obat-obatan, APD, serta tenaga kesehatan.

Terkait hal tersebut, PERSI telah mengeluarkan edaran agar anggotanya saling berkoordinasi satu sama lain dalam mempersiapkan tempat tidur, SDM, logistik, obat-obatan, serta berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Saat ini komunikasi antara rumah sakit dengan Pemerintah dalam penanganan Covid-19 telah berjalan cukup baik.

Baca Juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19, Sabtu (11/6): Total 20,04 juta sudah divaksin pertama

“Data sudah mulai terintegrasi dan diumumkan secara berkala oleh Satgas Covid-19. Kemenkes juga rutin melakukan briefing untuk menyampaikan update situasi terkini. Sehingga kami dari PERSI dapat meningkatkan kesiagaan dan tahu bagaimana untuk bertindak. TNI dan POLRI juga sangat membantu dalam pelaksanaan di lapangan. Semoga sinergi baik ini terus terjaga dan dapat terus kita tingkatkan bersama,” ungkapnya.

Yang paling utama ialah, peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan dalam usaha penanganan pandemi Covid-19. Pasalnya, tidak semua rumah sakit dan semua daerah memiliki kapasitas tempat tidur yang cukup banyak untuk dialokasikan kepada pasien Covid-19.

“Masyarakat diharapkan agar dapat tetap menjaga protokol kesehatan dan melaksanakan imbauan Pemerintah untuk vaksinasi. Karena semakin banyak masyarakat yang positif Covid-19, maka kebutuhan rawat inap di rumah sakit juga akan semakin meningkat. Jika kapasitas rumah sakit penuh, akan membuat kepanikan. Rumah sakit juga akan semakin sulit untuk membantu pasien,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×