Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menolak hadir dalam audit yang dilakukan Perhimpunan Survei dan Opini Publik (Persepi). Anggota Dewan Etik Persepi Hamdi Muluk mengatakan, penolakan itu disampaikan langsung oleh Direktur Eksekutif Husein Yazid melalui pesan singkat.
"Dia bilang audit itu harusnya baru bisa dilakukan setelah KPU mengumumkan hasil perhitungan resmi tanggal 22 Juli besok. Dia berpendapat tidak bisa sebelum pengumuman," kata Hamdi saat dihubungi, Selasa (15/7/2014) malam.
Hamdi menyayangkan sikap Puskaptis itu. Pasalnya, kata Hamdi, untuk menghubungi lembaga yang memenangkan Prabowo-Hatta ini saja sudah cukup sulit karena lembaga ini tidak mempunyai kantor.
Akhirnya, Hamdi pun memutuskan untuk mengundang puskaptis dengan mengirim sms ke Husein. "Dua hari lalu sudah saya kirimkan smsnya. Memang kesannya jadi tidak formal tapi mau bagaimana lagi," ujar Hamdi. Belum lagi, lanjut dia, Husein juga sebelumnya sudah mengeluarkan pernyataan kepada media bahwa lembaganya siap untuk diaudit.
Dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu pekan lalu, Husein meyatakan bahwa audit bukan lah suatu masalah. Dia justru menantang lembaga lainnya untuk membubarkan diri jika nantinya terbukti hasil hitung cepatnya meleset.
"Sayang sekali, saya simpulkan, dari SMS-nya itu mereka tidak datang. Mereka menolak hadir," pungkas Hamdi.
Persepi melakukan audit kepada lembaga survei dibawah keanggotaannya. Adapun audit ini dilakukan karena hasil hitung cepat lembaga survei yang berbeda-beda dan sempat menimbulkan polemik. Selain Puskaptis, Persepsi juga memeriksa lembaga survei lainnya yakni Network, Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani Research Centre (SMRC), Indikator Politik, Poltracking dan Jaringan Suara Indonesia (JSI). (Ihsanuddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News