kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Perludem: Demokrasi tidak bisa dinilai dari harga


Kamis, 11 September 2014 / 16:24 WIB
Perludem: Demokrasi tidak bisa dinilai dari harga
ILUSTRASI. Twibbon Hari Teater Sedunia 2023.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah saat ini tengah berusaha menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada). Salah satu poin penting yang ingin dimasukkan khususnya Partai Koalisi Merah Putih dalam pembahasan RUU itu adalah perubahan dari sistem Pilkada langsung menjadi melalui DPRD.

Salah satu alasan yang mereka gunakan untuk menggolkan aturan tersebut adalah potensi penghematan anggaran. Mereka menilai bahwa pemilihan kepala daerah lewat DPR jauh lebih hemat anggaran dibandingkan pemilihan kepala daerah langsung.

Namun dalil tersebut menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini hanyalah alasan yang dicari-cari. Menurutnya pemilihan langsung adalah cermin demokrasi. Dan demokrasi itu katanya tidak bisa dinilai dengan harga.

"Soal harga mungkin bisa boros atau tidak, tapi demokrasi tidak boleh dilabeli dengan harga, ketika dinilai dengan harga itu salah, itu adalah pemenuhan hak konstitusi warga negara," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×