Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga diproyeksi melambat pada kuartal II-2024. Perlambatan ini dikhawatirkan berdampak terhadap perekonomian, mengingat konsumsi masih sebagai penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga terindikasi dari sejumlah faktor.
Pertama, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia dengan rata-rata pada kuartal II-2024 sebesar 51,9. Angka ini melandai dibandingkan kuartal I-2024 dengan rata-rata 53,3.
Kedua, setoran pajak konsumen alias pajak pertambahan nilai dalam negeri (PPN DN) yang turun. Dari data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), penerimaan PPN DN di semester I-2024 terkontraksi 11% yoy.
Baca Juga: BI Catat Kegiatan Usaha Makin Menggeliat pada Kuartal II-2024, Ini Penopangnya
Ketiga, proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk berbelanja berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada kuartal II rerata sebesar 73,5%. Angka ini sedikit lebih rendah dibanding kuartal I-2024 sebesar 73,7%.
Walaupun di sisi lain, berdasarkan survei BI pula, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada kuartal II sebesar 125,4, sedikit di atas kuartal sebelumnya dengan rerata 124. Selain itu, rata-rata Indeks Penjualan Riil (IPR) kuartal II mencapai 232,4, lebih tinggi dari kuartal pertama yang sebesar 220.
Pada kuartal I-2024, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat 4,91% year on year (yoy). Angka ini membaik setelah konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan pertumbuhan sejak kuartal III-2023.
Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2024 mencapai 4,8% yoy. Artinya, konsumsi rumah tangga akan tumbuh melambat ketimbang kuartal sebelumnya yang meningkat 4,91% yoy.
"Normalisasi setelah pertumbuhan di kuartal I yang cukup kuat didorong belanja pemilu dan Lebaran," kata David kepada KONTAN, Kamis (18/7). Selain itu, faktor liburan diperkirakan tak signifikan mendorong konsumsi pada periode tersebut.
Baca Juga: Melesat dari APBN, BI Perkirakan Ekonomi RI 2024 Tumbuh 4,7% hingga 5,5%
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memprediksi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga periode April-Juni 2024 hanya tumbuh 4,88% yoy. Selain melandainya optimisme konsumen dan peritel, penjualan otomotif masih mencatatkan kontraksi hingga paruh pertama tahun ini.
Selain itu, "Pemicu perlambatan konsumsi rumah tangga adalah suku bunga yang masih relatif tinggi sehingga masyarakat cenderung menahan belanja barang tahan lama," kata Josua.
Namun demikian, konsumsi masyarakat masih terbantu oleh inflasi yang terjaga serta berbagai bantuan sosial (bansos) yang digulirkan oleh pemerintah.
Staf Bidang Ekonomi, Industri dan Global Markets Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto lebih optimistis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini sebesar 5,04% yoy.
Baca Juga: Sederet Persoalan Ekonomi Akan Jadi Beban Pemerintahan Baru
Faktor pendorongnya adalah libur Idul Fitri dan pembayaran gaji ke-13 kepada pegawai negeri sipil (PNS).
"Jadi belanja rumah tangga pada periode kuartal II-2024 masih menyentuh level di atas 5%. Secara umum untuk kuartal II masih oke," ujar Myrdal. Namun pertumbuhan konsumsi akan melandai pada kuartal ketiga, dengan proyeksi sebesar 4,99% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News