kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Perlambatan ekonomi menahan laju inflasi Juli


Kamis, 30 Juli 2015 / 12:01 WIB
Perlambatan ekonomi menahan laju inflasi Juli


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Tekanan inflasi diperkirakan bakal makin kendor, seiring dengan turunnya harga bahan makanan usai Lebaran. Namun inflasi Juli masih dibayangi tekanan di sektor pendidikan, sebab bertepatan dengan tahun ajaran baru anak sekolah.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih memproyeksi, laju inflasi bulanan pada Juli tahun ini berada pada kisaran 0,65%.  Sementara inflasi tahunannya  sebesar 6,96%. Berakhirnya musim puasa dan Lebaran membuat harga bahan makanan mencatatkan deflasi. "Bahan makanan ada minus sedikit," katanya, saat dihubungi KONTAN, Rabu (29/7).

Perkiraan Lana tidak jauh berbeda dengan proyeksi yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI). Sebelumnya BI memproyeksikan inflasi Juli berada di level 0,6%. Sebab, berdasarkan pantauan BI selama minggu pertama Juli, inflasi bulanan baru di kisaran 0,46% dan inflasi tahunan turun di bawah 7%. Pada bulan sebelumnya, inflasi tahunan di angka 7,26%.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengklaim, rendahnya laju inflasi Juli 2015 sebagai keberhasilan pemerintah dan BI dalam mengendalikan harga pangan. "Ini merupakan pencapaian pengendalian harga volatile food oleh pemerintah," katanya, Selasa (22/7). Tapi menurut Menko Perekonomian Sofyan Djalil saat itu, rendahnya inflasi Juli terjadi akibat penurunan daya beli masyarakat sehingga para pedagang sulit menaikkan harga barang jualannya.

Makanan deflasi

Turunnya harga bahan makanan memang terjadi setelah Lebaran usai. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, harga telur ayam ras turun dari Rp 22.803 per kilogram (kg) pada akhir Juni, menjadi Rp 22.160 per kg pada 29 Juli. Begitu juga harga bawang merah, turun jadi Rp 24.940 per kg pada hari Rabu kemarin dibandingkan akhir Juni lalu Rp 27.136 per kg.

Alhasil, laju inflasi bulan Juli tahun ini banyak disumbang sektor pendidikan, sektor olahraga, hingga sektor pariwisata. Dibandingkan dengan inflasi pada periode yang sama tahun lalu, inflasi pada Juli tahun ini lebih rendah. Pada Juli 2014 tercatat laju inflasi sebesar 0,93%.

Menurut Lana, pemerintah telah berusaha menjaga daya beli agar tidak turun. Salah satunya, dengan menurunkan tarif jalan tol hingga 35% sejak 7 hingga 22 Juli 2015. Hal tersebut, menurut Lana cukup menekan inflasi yang berasal dari sektor pariwisata.

Sedangkan Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dody Arifianto memperkirakan,  inflasi bulanan pada Juli  2015 mencapai 0,8%,  atau 7,1% tahunan. Dody memprediksikan inflasi Juli cukup tinggi karena pengeluaran masyarakat selama musim puasa dan Lebaran terbilang naik. Kontribusi inflasi terbesar berasal dari makanan, pakaian, hingga transportasi. "Kontribusinya 50% terhadap inflasi," kata Dody.  

Sedangkan Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandi memprediksikan laju inflasi bulanan pada Juli 2015 0,75% dan secara tahunan 7,1%. Inflasi Juli relatif tinggi karena disumbang oleh puasa dan Lebaran selama pertengahan Juli. Inflasi Juli lebih rendah dari tahun lalu karena  melemahnya daya beli akibat perlambatan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×