kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkenalkan, Indra Rudiansyah, putra Indonesia di balik riset vaksin AstraZaneca


Senin, 19 Juli 2021 / 13:42 WIB
Perkenalkan, Indra Rudiansyah, putra Indonesia di balik riset vaksin AstraZaneca
ILUSTRASI. Indra Rudiansyah, salah satu anggota tim riset vaksin Covid-19 Astra Zeneca


Sumber: Kompas.com | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain Sarah Gilbert, ada putra Indonesia yang terlibat dalam penemuan vaksin AstraZaneca (AZ) untuk menangkal Covid-19. Sarah dibantu sejumlah peneliti dari berbagai latar belakang, termasuk Indra Rudiansyah yang berasal dari Indonesia.

Sosok Sarah Gilbert baru-baru ini viral di media sosial karena mendapatkan penghormatan khusus saat menonton pertandingan tenis Wimbledon. Ia bersama sejumlah rekannya berjasa pada kemanusiaan dengan menciptakan AZ, vaksin Covid-19 termurah yang dipakai di berbagai negara.

Ternyata, ada andil anak bangsa Indonesia dalam riset yang dilakukan di Universitas Oxford, Inggris ini. Indra Rudiansyah, mahasiswa doktoral salah satu kampus tertua di dunia ini, tergabung dalam tim Jenner Institute pimpinan Sarah.

Tim ini bekerja keras sejak 20 Januari 2020 untuk menguji coba vaksin virus corona di Pusat Vaksin Oxford. Kala itu, para peneliti kekurangan SDM untuk menjalankan riset dengan urgensi tinggi ini. Semua orang diperbolehkan bergabung untuk mempercepat proses produksi vaksin ini.

Baca Juga: Menteri Kesehatan Inggris Javid dinyatakan positif Covid-19, dengan gejala ringan

Indra Rudiansyah, yang sedang menerima beasiswa LPDP, lalu masuk ke tim untuk membantu uji klinis. Ia bertugas menguji antibody response dari para relawan yang sudah divaksin.
Kepercayaan ini diberikan berkat pengalaman dia terlibat dalam pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio di Biofarma setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Saya tentunya sangat bangga bisa tergabung dalam tim untuk uji klinis vaksin Covid-19 ini, meskipun ini bukan penelitian utama untuk thesis saya," ujar dia seperti dimuat di Kompas.com.

Indra memang sedang menjalani pendidikan S3 Clinical Medicine di Universitas Oxford dengan penelitian thesis terkait vaksin malaria. Namun, langkahnya diambil sebagai sikap nyata untuk berpartisipasi dalam pembuatan vaksin yang sedang dibutuhkan banyak orang.

Ia juga tampil dalam video perkenalan tim riset yang dirilis Deutsche Bank pada Februari lalu. Lewat publikasi itu, masyarakat kemudian menyadari sosok peneliti muda yang membanggakan ini.

Menjamin vaksin diproduksi dengan benar

Vaksin AstraZaneca merupakan salah satu yang pertama kali dipakai di Indonesia, selain Sinovac. Sayangnya, program vaksinasi di Indonesia masih belum berjalan lancar karena berbagai sebab.

Masih banyak masyarakat yang meragukan efektivitas vaksin ini, karena dianggap produksinya terlalu kilat dan berbagai kecurigaan lainnya. Sebagai orang yang terlibat langsung dalam produksinya, pemuda Bandung ini menjelaskan vaksin AZ dibuat dengan proses yang layak dan sesuai.

Baca Juga: Hadapi lonjakan kasus Covid-19, presiden dorong percepatan vaksinasi




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×