Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra memiliki perjanjian khusus bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Perjanjian itulah yang menghambat Basuki menuju Medan Merdeka Utara, maupun digandeng Prabowo pimpin Indonesia.
"Iya, pak Prabowo menugaskan saya untuk menyelesaikan masalah DKI lima tahun," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (23/12/2013) malam.
Pria yang akrab disapa Ahok itupun berjanji akan memenuhi instruksi Prabowo. Sebab, Prabowo-lah yang berjasa menarik putra Belitung itu ke Jakarta. Prabowo, lanjut dia, telah berani menunjukkan kalau Partai Gerindra adalah partai yang berani mencalonkannya. Padahal, saat itu dia kader Partai Golkar.
Melihat ada potensi dan penawaran lebih baik yang ditawarkan partai lain, Basuki pun tak menolak ajakan Prabowo memimpin Jakarta. Tak hanya itu, penawaran Partai Gerindra membuatnya tak mengeluarkan uang sepersen pun untuk menjadi orang nomor dua di Ibu Kota.
Maka, menurutnya, apabila Partai Gerindra berhasil meraih 20 persen kursi legislatif, tidak mungkin dia akan mendampingi Prabowo sebagai cawapres pada Pilpres 2014. "Enggak mungkinlah itu. Pak Prabowo memang hanya menugaskan saya untuk di DKI saja," ujar Basuki lagi.
Meski demikian, impian Basuki untuk dapat memimpin bangsa ini tetap ada. Pesan almarhum Taufiq Kiemas masih terngiang-ngiang di benaknya bahwa, "Kalau politisi tidak pernah bermimpi berkantor di Medan Merdeka Utara, berarti dia bukan politisi."
Alumni Universitas Trisakti tersebut menyadari mimpinya memimpin dari Medan Merdeka Utara masih terpantau lama untuk terwujud. "Indonesia ini masih belum bisa terima presiden atau wapres berasal dari minoritas. Itu akan menurunkan nilai parpol yang menarik saya," kata Basuki. (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News