kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perjalanan hidup pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama


Rabu, 09 September 2020 / 14:22 WIB
Perjalanan hidup pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama tutup usia pada Rabu, 9 September 2020. Almarhum meninggal dunia dengan tenang di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading pada pukul13:05 WIB dalam usia 88 tahun.

Jakob Oetama adalah jurnalis senior dan tokoh pers nasional. Ia lahir pada 27 September 1931 di Desa Jowahan, Borobudur,  JawaTengah.

Saat belia cita-citanya adalah menjadi guru seperti ayahnya. Ia sempat mengajar di SMP Mardi Yuwana Cipanas,  Sekolah Guru  Bagian B (SGB) Lenteng Agung Jagakarsa, dan SMP Van Lith,Jakarta.

Minatnya menulis tumbuh berkat belajar Ilmu Sejarah. Karier Jakob Oetama di dunia jurnalistik bermula dari pekerjaan barunya sebagai redaktur majalah Penabur Jakarta.

Baca Juga: Pendiri Kompas Gramedia berpulang, ini awal Jakob Oetama dirikan Kompas

Pada 1963, bersama rekan terbaiknya, almarhum Petrus Kanisius Ojong (P.K.  Ojong), Jakob Oetama menerbitkan majalah Intisari yang menjadi cikal-bakal Kompas Gramedia.

Kepekaannya pada masalah manusia dan kemanusiaanlah yang kemudian menjadi spiritualitas Harian Kompas, yang terbit pertama kali pada 1965. Hingga lebih dari setengah abad kemudian Kompas Gramedia berkembang menjadi bisnis multi-industri, Jakob  Oetama tidak pernah melepas identitas dirinya sebagai seorang wartawan.

Baginya, “Wartawan adalah Profesi, tetapi Pengusaha karena Keberuntungan.”

Semasa hidup, Jakob Oetama dikenal sebagai sosok sederhana yang selalu mengutamakan kejujuran, integritas, rasa syukur, dan  humanisme.  Di mata karyawan, ia  dipandang sebagai pimpinan yang ‘nguwongke’ dan tidak pernah menonjolkan status atau kedudukannya.

Baca Juga: Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama meninggal dunia

Almarhum berpegang  teguh  pada  nilai  Humanisme Transendental yang ditanamkannya sebagai fondasi Kompas Gramedia. Idealisme dan falsafah hidupnya telah diterapkan dalam setiap sayap bisnis Kompas Gramedia yang mengarah pada satu tujuan utama, yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia.

“Jakob  Oetama adalah legenda, jurnalis sejati yang tidak hanya meninggalkan nama baik, tetapi juga kebanggaan serta nilai-nilai  kehidupan bagi Kompas Gramedia. Beliau sekaligus teladan dalam profesi wartawan yang turut mengukir sejarah jurnalistik bangsa  Indonesia. Walaupun kini beliau telah tiada, nilai dan idealismenya akan tetap hidup dan abadi selamanya,” kata Corporate Communication Director Kompas Gramedia Rusdi Amral dalam siaran pers, Rabu (9/9).

"Keberhasilan tidak diukur ketika para pendiri dan penerusnya masih ada, tetapi menjadi tantangan besar terus dihidupi cita-cita besar itu tanpa meninggalkan kekhasan perkembangan zaman sedemikian hebat yang niscaya dihadapi oleh para penerusnya,” salah satu kutipan terkenal dari Jakob Oetama.

 

Tentang Jakob Oetama

Jakob Oetama adalah lulusan Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan. Sambil mengajar SMP, ia mengikuti Kursus B-1 Ilmu Sejarah hingga lulus.

Ia kemudian melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Jurusan Ilmu Komunikasi Massa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada hingga tahun 1961. Jakob Oetama menerima gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dari Universitas Gadjah  Mada  pada  2003.

 

Selanjutnya: Kesederhanaan nan Mulia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×