Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah melakukan upaya percepatan pertumbuhan ekonomi dengan mempercepat penyerahan dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani mengatakan, untuk DIPA APBN tahun 2018 akan dilakukan lebih cepat satu minggu dari tahun sebelumnya
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai hal ini akan mempengaruhi atau berdampak pada stimulus terhadap perekonomian. Namun, yang harus diingat, hal ini berarti perencanaan sendiri harus matang.
“Termasuk dari besaran belanja dan sumber pembiayaan. Mengapa kita ingatkan karena di dalam DIPA atau APBN 2018, pemerintah merencanakan belanja ini kan lebih dari Rp 2.000 triliun. Sementara perpajakan Rp 1.609,4 triliun,” katanya di Jakata, Senin (4/12).
Kalau target ini tidak tercapai, Enny mengatakan, berarti ada risiko pemotongan anggaran-anggaran yang telah direncanakan. Hal inilah yang harus diantisipasi.
“Kalau pun anggaran tidak mungkin dipotong karena ada ketakutan akan menimbulkan kegaduhan. Lalu bagaimana sumber pembiayaannya? Apakah ini harus dibiayai dengan utang. Dan kalau utang, skema seperti apa. Mana yang harus dibiayai dengan utang dan mana yang tidak? Harus ada plan a dan plan b supaya pengelolaannya stabil,” jelasnya.
Enny memandang, pada tahun ini sudah mulai ada peningkatan risiko fiskal karena beban dan cicilan utang mengalami kenaikan signifikan yang sudah lebih dari 16%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News