CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Perbaikan ekonomi cepat picu ketimpangan melebar


Rabu, 01 Februari 2017 / 17:36 WIB
Perbaikan ekonomi cepat picu ketimpangan melebar


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Potensi kondisi ekonomi yang lebih baik di tahun ini tidak serta merta memperbaiki tingkat pengeluaran masyarakat. Ekonomi yang lebih baik, bisa jadi hanya meningkatkan pengeluaran masyarakat kelas atas sehingga ketimpangan pun makin lebar.

Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Sairi Hasbullah mengatakan, pertumbuhan ekonomi biasanya dinikmati terlebih dahulu oleh masyarakat kelas atas. Sementara, masyarakat kelas menengah dan kelas bawah lanjut dia baru bisa merasakan pertumbuhan ekonomi tersebut setelah terjadi dampak lanjutan.

Oleh karena itu menurut Sairi, pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara cepat dan mendadak berpotensi memperlebar kesenjangan yang selama ini diukur oleh Gini Ratio. "Jadi bisa saja dalam tempo tertentu begitu terjadi recovery ekonomi, Gini Ratio tiba-tiba agak melebar," katanya, Rabu (1/2).

BPS mencatat, Gini Ratio Indonesia per September 2016 sebesar 0,394. Angka itu turun tipis, sebesar 0,003 poin dibanding Maret 2016 dan turun 0,008 poin dibanding September 2015, tetapi masih lebih tinggi dibanding target pemerintah dalam APBN-P 2016 yang sebesar 0,39.

Dilihat berdasarkan distribusi pengeluaran per kapita penduduk Indonesia, penurunan tipis Gini Ratio tersebut lagi-lagi disebabkan oleh kenaikan pengeluaran per kapita 40% masyarakat terbawah dan menengah yang lebih cepat dibandingkan kenaikan pengeluaran per kapita 20% masyarakat teratas.

Data BPS menunjukkan, pada September tahun lalu, pengeluaran per kapita 40% masyarakat terbawah naik 4,56% year on year (YoY) dan pengeluaran per kapita 40% masyarakat menengah naik 11,69% YoY. Sementara pengeluaran per kapita 20% masyarakat ter atas hanya naik 3,83% YoY.

Oleh karena itu menurut Sairi, untuk mengantisipasi dampak pulihnya pertumbuhan ekonomi terhadap Gini Ratio, pemerintah perlu memperkuat masyarakat kelas menengah dan bawah. Menurutnya, langkah yang dilakukan pemerintah saat ini melalui pembangunan infrastruktur, pemberian fasilitas kredit, dan bantuan sosial lainya.

Hal itu signifikan meningkatkan pendapatan masyarakat kelas menengah dan bawah. Akan tetapi dampaknya tak serta merta dirasakan. "Umumnya satu sampai dua tahun leg-nya, tidak serta merta," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×