kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang dagang China-AS semakin memanas, ekspor karet terus digenjot


Sabtu, 07 September 2019 / 10:00 WIB
Perang dagang China-AS semakin memanas, ekspor karet terus digenjot


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara China-Amerika Serikat (AS) yang terus memanas akan dimanfaatkan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) untuk menggenjot ekspor.

Hal ini sesuai dengan surat yang dikirimkan Duta Besar Republik Indonesia untuk AS Mahendra Siregar bernomor 016/DB/2019 kepada para ketua asosiasi di Indonesia. 

Dalam surat tersebut disampaikan, perkembangan hubungan dagang AS dan China diperkirakan akan meningkat menjadi full-blown trade war, dimana seluruh ekspor China ke AS akan dikenakan tarif tambahan.

Baca Juga: Investor Terbesar di JAWA Melepas Sebagian Kepemilikannya

Mahendra juga menyampaikan, AS juga mengancam negara lain dengan mengenakan tarif dan hambatan non-tarif. Situasi ini akan meningkat menuju pemilihan presiden AS di 2020.

Pengenaan tarif ini, menurut Mahendra, akan memberikan dampak positif dimana memberikan level-playing field dan membuka peluang bagi produk ekspor non-migas Indonesia untuk berkompetisi di pasar AS.

Ketua Gapkindo Moenardji Soedargo pun mengatakan, akan memanfaatkan peluang ini. Apalagi, menurutnya AS merupakan tujuan pasar terbesar Indonesia untuk karet jenis SIR 20. Peluang yang dipaparkan Dubes RI untuk AS pun dianggap tepat.

Baca Juga: Pengusaha tekstil: Perang dagang masih memberi imbas pada perkembangan manufaktur

“Saya kira pak Dubes telah memaparkan suatu study analisa yang sangat baik, menjabarkan peluang yang ada. Jadi memang tepat saran beliau,” tutur Moenardji kepada Kontan.co.id, Kamis (5/9).

Untuk itu, lanjut Moenardji, pihaknya akan mulai melakukan komunikasi dengan pabrik-pabrik ban yang ada di Amerika Serikat. Dia mengatakan, bila sebelumnya AS banyak mengimpor ban jadi dari China, dengan adanya peningkatan tarif ini, ada kemungkinan AS akan meningkatkan produksi bannya di dalam negeri. 

“Kita cari peluang isi kebutuhan bahan baku karet SIR20nya,” tambah Moenardji.

Dalam surat tersebut, Mahendra juga menjelaskan posisi Indonesia yang tengah menghadapi Generalized System of Preferences (GSP) country practice review dan telah masuk dalam masa penentuan. 

Baca Juga: Bentangan kain shibori sudah sampai panggung fesyen nasional

Bila proses GSP review ini menunjukkan hal yang positif, ini menunjukkan kesungguhan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan hubungan dagang dan investasi dengan AS. 
Ini pun diharapkan akan memberikan momentum tambahan yang diperlukan perusahaan AS untuk mempertimbangkan relokasi pusat produksi dan mengalihkan perdagangan dengan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×