kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Per 17 Oktober 2020, BI injeksi likuiditas sebesar Rp 680,89 triliun


Kamis, 19 November 2020 / 21:41 WIB
Per 17 Oktober 2020, BI injeksi likuiditas sebesar Rp 680,89 triliun
ILUSTRASI. Workers leave Bank Indonesia headquarters in Jakarta, Indonesia, September 2, 2020. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kondisi likuiditas masih tetap longgar. Hal ini disebabkan oleh Bank Indonesia (BI) yang hadir dengan mengguyur likuiditas di perbankan. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan, hingga 17 November 2020, BI telah menambah likuiditas atau melakukan quantitative easing (QE) di perbankan sekitar Rp 680,89 triliun. 

“Terutama bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp 680,89 triliun,” ujar Perry, Kamis (19/11). 

Longgarnya kondisi likuiditas ini mendorong tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) yakin 30,65% pada OKtober 2020 dan rendahnya rata-rata suku bunga PUAB overnight yang sekitar 3,29% pad aOktober 2020. 

Baca Juga: Biaya dana bank menengah kecil kian melandai

Longgarnya likuiditas dan suku bunga acuan yang rendah juga berkontribusi menurunkan suku bung deposito dan kredit modal kerja pada Oktober 2020, yaitu dari 5,18% dan 9,44% pada September 2020 menjadi 4,93% dan 9,38%. 

Imbal hasil SBN tenor 10 tahun juga nampak turun dari 6,58% pada akhir Oktober 2020 menjadi 6,13% per 18 NOvember 2020. 

Sementara dari besran moneter, pertumbuhan besara moneter M1 dan M2 pada Oktober 2020 juga nampak meningkat, yaitu masing-masing sebesar 18,5% yoy dan 12,5% yoy. 

“Ke depan, ekspansi moenter BI serta percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan diharapkan bisa mendornog penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional,” tandasnya. 

Selanjutnya: BI pangkas suku bunga acuan, ini kata ekonom Bank Mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×