CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -31,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Per 16 Agustus 2021, BI sudah beli SBN di pasar perdana Rp 131,96 triliun


Kamis, 19 Agustus 2021 / 15:36 WIB
Per 16 Agustus 2021, BI sudah beli SBN di pasar perdana Rp 131,96 triliun
ILUSTRASI. Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Per 16 Agustus 2021, BI sudah beli SBN di pasar perdana Rp 131,96 triliun.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memegang teguh janjinya untuk menjalankan peran dalam pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hingga 16 Agustus 2021, bank sentral sudah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebesar Rp 131,96 triliun.  

“Ini terdiri dari Rp 56,50 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp 75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO),” ujar Perry, Kamis (19/8) via video conference. 

Perry kembali menegaskan, bahwa pembelian ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) I bersama dengan Kementerian Keuangan yang telah diperpanjang hingga 31 Desember 2021. 

Baca Juga: Pemerintah lelang 6 seri SBSN dengan target Rp 10 triliun pada Selasa (24/8)

Menurutnya, partisipasi bank sentral ini merupakan bentuk koordinasi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang erat, untuk mempercepat stimulus fiskal dan mendorong permintaan di sektor riil. 

Sedangkan untuk SKB II 7 Juli 2021 yang biasa dikenal dengan kebijakan burden sharing, Perry menegaskan bahwa skema tersebut sudah tidak berlaku di tahun ini atau hanya berlaku di tahun 2020 (one off policy). 

Lebih lanjut, selain membeli SBN di pasar perdana, bank sentral juga telah menambah likuiditas atau quantitative easing (QE) di perbankan sebesar Rp 114,15 triliun per 16 Agustus 2021. 

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi likuiditas tetap longgar, didorong oleh kebijakan moneter yang akomodatif. 

Selanjutnya: Pemerintah turunkan porsi utang dari SBN pada 2022, ini kata ekonom Bank Permata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×