kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Penyerapan anggaran lambat, ekonom IKS prediksi defisit 2020 hanya 6% terhadap PDB


Selasa, 25 Agustus 2020 / 17:13 WIB
Penyerapan anggaran lambat, ekonom IKS prediksi defisit 2020 hanya 6% terhadap PDB
ILUSTRASI. Pekerja menggunakan alat reach stackers di Terminal Peti Kemas Perawang, di Kabupaten Siak, Riau, Jumat (7/8/2020). Terminal Peti Kemas Perawang yang dikelola PT Pelindo 1, pada semester I-2020 melayani bongkar muat peti kemas sebanyak 40.571 boks dan men


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kepala Ekonom Institute Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Eric Sugandi meramal defisit anggaran 2020 hanya mencapai 6% terhadap produk domestik bruto (PDB). Proyeksi tersebut di bawah perkiraan pemerintah yang memantok defisit tahun ini 6,34% dari PDB.

Eric menyampaikan, defisit anggaran berada di 6% terhadap PDB akibat penyerapan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang lambat karena terkendala penyaluran anggaran. Namun, bila defisit anggaran lebih rendah dari perkiraan pemerintah, maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang loyo.

Baca Juga: Belanja pemerintah pusat hingga Juli 2020 mencapai Rp 793,6 triliun

Sebab, dari sisi penerimaan negara sampai akhir Juli 2020 kontraksi 12,4% yoy atau semakin jauh dari proyeksi pemerintah yang memperkirakan minus 10% di akhir tahun ini.

Sementara belanja negara tidak terserap dengan baik, terutama dari belanja non-Kementerian/Lembaga yang merupakan porsi alokasi anggaran terbesar untuk program PEN.

Menurut Eric, sembari pemerintah melakukan intervensi agar aktivitas ekonomi pulih agar konsumsi masyarakat menengah dan atas stabil, penyaluran bantuan sosial (bansos) juga perlu digenjot serta tepat sasaran.

Baca Juga: Menkeu sebut aktivitas ekonomi jadi penentu penerimaan pajak di semester II

Meskipun, kalau hanya dilihat sebagai komponen belanja dari pemerintah, kontribusi Bansos terhadap PDB tidak besar.

“Tapi Bansos ini juga punya multiplier effect via konsumsi rumah tangga sehingga dampak keseluruhan terhadap PDB lebih besar daripada hanya jika membandingkan nilai bansos-nya saja terhadap PDB,” kata Eric kepada Kontan.co.id, Selasa (25/8).


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×