kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.095   -1,18   -0,02%
  • KOMPAS100 1.061   -0,86   -0,08%
  • LQ45 835   -0,85   -0,10%
  • ISSI 215   0,18   0,08%
  • IDX30 426   -0,96   -0,23%
  • IDXHIDIV20 514   0,43   0,08%
  • IDX80 121   -0,27   -0,22%
  • IDXV30 125   -0,37   -0,30%
  • IDXQ30 142   -0,05   -0,04%

Penyerapan anggaran kementerian seret


Sabtu, 26 November 2011 / 06:04 WIB
Penyerapan anggaran kementerian seret
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri tahun 2020 dengan parkir di zona merah.


Reporter: Muhammad Yazid, Rika Panda | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Berbagai upaya pemerintah mengerek belanja anggaran tahun ini belum membuahkan hasil. Hingga awal November 2011 realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp 912,082 triliun atau 69,15% dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011 yang sebesar Rp 1.320,75 triliun.

Belanja masih minim, lantaran beberapa kementerian yang mendapat anggaran terbesar, ternyata masih seret membelanjakan dananya.
Ambil contoh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang penyerapan anggarannya masih di bawah 70%.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, hingga saat ini penyerapan anggaran di kementeriannya baru 63% saja. Padahal kementerian ini mendapatkan alokasi anggaran sebesar 20% dari APBN-P 2011 atau Rp 266,94 triliun.

Nuh mengaku, penyerapan anggaran belum maksimal karena banyak proyek infrastruktur di kementerian ini yang belum dibayar. "Proyek-proyek itu baru selesai pada Desember, sehingga baru dibayarkan pada bulan itu," katanya, Jumat (25/11) siang.

Selain itu, tunjangan sertifikasi guru juga baru akan turun pada bulan depan. Maka itu, Nuh yakin, samoai akhir tahun penyerapan anggaran di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bisa mencapai 90%-95%.

Penyerapan belanja rendah juga terjadi di Kementerian PU yang baru mencapai 69,09% dari total anggaran PU dalam APBN-P 2011 sebesar Rp 56,3 triliun.

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian PU, Waskito Pandu menjelaskan keterlambatan penyerapan ini lantaran beberapa proyek mengalami keterlambatan karena tersendat pengadaan lahan.

Namun Waskito yakin penyerapan di PU bisa mencapai 95% hingga akhir tahun. "Banyak proyek saat ini sudah tinggal bayar saja karena progress secara fisik sedang berjalan," ujarnya.

Perencanaan lemah

Umar Juoro, pengamat ekonomi menyatakan, rendahnya realisasi anggaran menunjukan lemahnya perencanaan anggaran dan proyek pemerintah. Alhasil, alokasi anggaran lebih banyak terpakai untuk belanja rutin saja. Adapun untuk belanja modal cenderung rendah.

Menurut dia, rendahnya penyerapan anggaran akan selalu terulang setiap tahun jika tidak ada langkah perbaikan perencanaan anggaran dan proyek dari kementerian/lembaga.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan, untuk anggaran 2012, pemerintah akan mempercepat proses pengadaan barang dan jasa. Targetnya, akhir November ini, sudah bisa dilakukan persiapan proses tender.

Setelah itu, daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA), rencananya akan diterbitkan pada minggu kedua atau ketiga Desember. Bila berjalan mulsu, pada awal Januari 2012, proyek bisa langsung berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×