kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyerahan kandidat vaksin merah putih dari Eijkman ke Biofarma masih sesuai target


Selasa, 09 Februari 2021 / 22:12 WIB
Penyerahan kandidat vaksin merah putih dari Eijkman ke Biofarma masih sesuai target
ILUSTRASI. Petugas medis mempersiapkan vaksin COVID-19


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Ali Ghufron Mukti menuturkan, pengembangan vaksin merah putih masih on the track.

Untuk vaksin merah putih yang dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman rencananya kandidat vaksin atau seed vaksin mulai diserahkan ke Bio Farma pada Maret 2021 mendatang.

"Maret atau paling lambat April rencananya sudah diserahkan ke Biofarma. Untuk diuji selanjutnya di Biofarma," kata Ghufron dalam Diskusi Daring pada Selasa (9/2).

Vaksin merah putih nantinya akan melalui tahap sesuai standar pengembangan vaksin. Di antaranya uji preklinik, uji klinik tahap I, uji klinik tahap II, dan uji klinik tahap III hingga diperolehnya izin penggunaan dari BPOM. Setelah vaksin merah putih nantinya digunakan bukan berarti pengembang akan dihentikan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 diperkirakan capai 1,7 juta, begini kesiapan anggarannya

Ghufron menyebut, setelah vaksin digunakan akan tetap dilakukan penelitian untuk melihat berapa lama titer antibodi yang terbentuk dan apakah perlu dilakukan penyuntikan ulang dan kapan waktunya.

"Tetap akan diteliti setelah divaksin, jadi titer antibodi berapa dan berapa lama mereka ada ditubuh kita. Apakah perlu ulang dan kapan itu akan diteliti juga," jelasnya.

Mengenai berapa banyak nantinya vaksin merah putih akan diproduksi, Ghufron menyebut hal itu kembali melihat dari kebutuhannya. Namun yang utama ialah memastikan terpenuhinya kebutuhan dalam negeri.

"Kalau dari kapasitas produksi satu perusahaan saja contohnya misal 500 juta, kan kebutuhannya tidak hanya keperluan dalam negeri, tapi juga berorientasi ekspor. Kalau ditanya berapa ya lihat lagi berapa kebutuhannya dan tentu utamanya harus penuhi Indonesia dulu," tegas Ghufron.

Jika kandidat vaksin merah putih dari Eijkman baru akan diserahkan kepada Bio Farma pada Maret nanti. Ghufron menambahkan, untuk pengembangan vaksin merah putih dari Universitas Airlangga (Unair) ditargetkan akhir tahun 2021 sudah rampung uji klinik.

"Unair targetnya akhir 2021 itu sudah selesai uji klinis dan sudah mendapatkan semacam perijinan dari Badan POM dan sudah bisa produksi tapi belum bisa banyak di akhir 2021. Sehingga akhir 2021 bisa dipakai di masyarakat tapi belum banyak jumlahnya," ungkapnya.

Adapun tantangan yang dihadapi dalam pengembangan vaksin merah putih di antaranya terkait dengan relawan uji klinik.

Di mana saat ini dengan kondisi vaksinasi yang sudah berjalan tentu menambah jumlah orang yang sudah tervaksinasi. Maka relawan uji klinik bagi vaksin merah putih nantinya jadi satu tantangan tersendiri.

Kedua ialah terkait kesiapan perusahaan dalam memproduksi vaksin merah putih. Dimana Ghufron menilai saat ini perusahaan yang sudah sangat siap dalam produksi vaksin barulah Bio Farma.

"Tidak semua perusahaan itu siap bahkan kalau kita katakan yang sudah sangat siap adalah Biofarma. Biofarma sendiri memiliki tantangan karena tugasnya tidak hanya produksi vaksin di Indonesia tapi anggota CEPI maka untuk komitmen internasional juga," kata Ghufron.

Belum lagi kini Bio Farma juga sudah mendapatkan bulk vaksin covid dari Sinovac yang artinya ada kewajiban dalam memproduksi. Oleh karena itu Ghufron menyebut diperlukan juga adanya persiapan tempat produksi, belum lagi tantangan klasik semacam administrasi.

Senada dengan Ghufron, Juru Bicara Vaksinasi dari Bio Farma Bambang Heriyanto juga menyebut relawan uji klinik akan jadi tantangan di pengembangan vaksin merah putih.

"Tantangan salah satunya adalah dalam uji klinis, karena relawannya sekarang kan agak sulit karena sebagian besar pasti sudah diberikan vaksin," kata Bambang.

Dengan pengalaman 130 tahun Bio Farma dalam produksi vaksin, maka terdapat dua hal yang perlu disiapkan dalam produksi vaksin. Pertama ialah sumber daya manusia dan kedua adalah fasilitas terkait dengan vaksin merah putih.

Baca Juga: Erick Thohir ungkap kabar baik soal vaksin Merah Putih

Untuk vaksin merah putih yang dikembangkan Lembaga Eijkman Bambang menyebut pihaknya sudah memiliki kompetensi di dalamnya.

Hal tersebut lantaran vaksin merah putih dari Lembaga Eijkman menggunakan platform protein rekombinan. Dimana Bio Farma telah memiliki pengalaman dalam pengembangan vaksin berplatform tersebut.

Bambang menceritakan Bio Farma sudah berpengalaman sebelumnya dalam memproduksi vaksin Hepatitis B berbasis rekombinan. Maka untuk produksi vaksin merah putih berbasis rekombinan juga disebut akan mirip baik dari sisi teknologi hingga fasilitasnya.

"Kita 100% insyaAllah siap menerima vaksin dari kandidat vaksin dari Eijkman untuk dilakukan proses lebih lanjut," kata Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×