kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.165   35,00   0,22%
  • IDX 7.061   77,00   1,10%
  • KOMPAS100 1.056   15,23   1,46%
  • LQ45 830   13,06   1,60%
  • ISSI 214   1,28   0,60%
  • IDX30 423   7,14   1,72%
  • IDXHIDIV20 510   8,21   1,64%
  • IDX80 120   1,73   1,46%
  • IDXV30 125   0,77   0,62%
  • IDXQ30 141   2,14   1,54%

Penyaluran Kartu Indonesia Pintar masih bermasalah


Senin, 12 Juni 2017 / 21:28 WIB
Penyaluran Kartu Indonesia Pintar masih bermasalah


Reporter: Agus Triyono | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pelaksanaan Program Indonesia Pintar (KIP) sampai saat ini masih bermasalah. Walaupun program tersebut sudah mulai dilaksanakan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi- Jusuf Kalla sejak awal pemerintahan mereka, sampai saat ini penyaluran kartu sakti yang digunakan untuk menyalurkan bantuan program tersebut masih belum kelar juga.

Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, berdasar data yang dimilikinya, sampai saat ini penyaluran kartu tersebut baru sekitar 80%. Penyaluran tersebut hanya naik 10% jika dibandingkan dengan Desember 2016 lalu yang sekitar 70%.

Muhadjir mengatakan, penyaluran kartu masih terganjal beberapa masalah. Pertama, kerancuan data antara penerima bantuan dengan alamat penerima. Kedua, proses penyaluran bantuan yang rumit.

Muhadjir mengatakan, dalam sistem awal, kartu bantuan diberikan didistribusikan melalui kelurahan. Selanjutnya kartu akan dibagikan ke anak dari keluarga tidak mampu, baru kemudian anak tersebut didaftarkan sekolah.

Anak tersebut kemudian mendapatkan nomor data pokok pendidikan. Setelah itu baru data pokok pendidikan tersebut dikirimkan ke Kementerian Keuangan sehingga bantuan program bisa dicairkan. "Itu prosedurnya lama," katanya di Komplek Istana Negara, Senin (12/6).

Atas permasalahan tersebut, Muhadjir mengatakan, telah meminta izin kepada Presiden untuk mengubah pola penyaluran bantuan.

Bantuan yang sebelumnya disalurkan lewat kartu, langsung disalurkan kepada siswa miskin. Data siswa didapat dari data pokok pendidikan siswa yang bersumber pada kartu keluarga penerima Program Keluarga Harapan. "Jadi langsung," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×