kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Penggunaan BBM bersubsidi membengkak 2,09 juta KL


Senin, 30 Agustus 2010 / 21:01 WIB
Penggunaan BBM bersubsidi membengkak 2,09 juta KL


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Tahun ini, pemerintah harus mengakui kenyataan pahit tak bisa melakukan banyak penghematan terhadap konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Konsumsi BBM Bersubsidi melebihi target dan diperkirakan pembengkakannya bisa mencapai 2,09 juta kilo liter (KL).

Sebenarnya, pembengkakan tersebut sudah terlihat sejak semester pertama 2010. Hingga Juni kemarin, penggunaan BBM bersubsidi mencapai 3,17 juta KL. Sementara, kuota BBM bersubsidi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2010 hanya 3,03 juta KL. "Sampai akhir tahun nanti, pembengkakan itu tidak bisa dihindarkan lagi," kata Tubagus Haryono, Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Bumi (Migas) saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Senin (30/8).

Hitungan BPH Migas, hingga akhir tahun nanti konsumsi BBM bersubsidi akan mencapai 38,59 juta KL. Padahal, kuota di APBN Perubahan 2010 hanya 36,5 juta KL. "Ada penggunaan berlebih sekitar 2,09 juta KL," terang Tubagus.

Pembengkakan tersebut terjadi di berbagai jenis BBM bersubsidi. Terutama premium yang mencapai 23,19 juta KL atau lebih sekitar 1,74 juta KL dari rencana awal. Selain itu konsumsi solar juga berlebih sekitar 1,84 juta KL dari rencana. Hanya konsumsi minyak tanah saja yang bisa dihemat sekitar 1,48 juta KL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×