Reporter: Martina Prianti | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) memperkirakan, realisasi defisit anggaran pada tahun ini terancam naik jika pemerintah benar-benar batal merealisasikan program penghematan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Agus Supriyanto, Pejabat sementara Kepala Badan Kebijakan Fiskal mengatakan, beranjak dari pola realisasi BBM tahun sebelumnya serta melihat realisasi 2010 sampai Agustus, BKF menilai bila tidak dilakukan kebijakan pengendalian volume BBM bersubsidi tahun 2010 berpotensi melebihi pagunya di APBNP 2010 sebesar 36,5 juta kilo liter. "Bila pagu tersebut terlampaui maka akan tambah beban subsidi. Dampaknya akan meningkatkan defisit dari yang diperkirakan di laporan semester I 2010," ucap Agus via telepon genggam, Senin (30/8).
BKF mencatat, sampai 25 Agustus realisasi konsumsi BBM mencapai 21,8 juta kilo liter. Jumlah tersebut telah mencapai 59,9% dari target dalam APBNP 2010 yang mencapai 36,5 juta kilo liter.
Untuk itu pemerintah akan terus pantau perkembangan realisasi APBNP 2010 sampai dengan akhir tahun. "Ini supaya dapat mengendalikan risiko yang dapat timbul serta mengoordinasikan langkah-langkah antisipasinya," kata Agus. Sebagaimana diketahui, pemerintah memperkirakan kalau defisit anggaran pada tahun ini hanya 1,5% atau senilai Rp 95,1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News