kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pengembangan energi terbarukan dapat menjadi solusi defisit neraca dagang


Selasa, 15 Oktober 2019 / 19:01 WIB
Pengembangan energi terbarukan dapat menjadi solusi defisit neraca dagang
ILUSTRASI. Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (29/8/2019). Guna memperkuat sistem kelistrikan Lombok sekaligus mendorong pemanfaatan Energi Baru Terbarukan? (EBT) untuk pembang


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

“Kita masih bisa mengejar demi ekonomi yang berkeadilan lewat pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan air di pulau kecil kita punya garis pantai yang panjang kedua di dunia setelah Kanada,” kata Mumpuni kepada Kontan.co.id, Selasa (15/10).

Untuk dapat fokus di energi terbarukan, Mumpuni mengatakan, pemerintah perlu memilih Menteri ESDM yang paham secara teknis soal energi menjadi sangat fundamental.

Baca Juga: Dukung startup energi, PGN menggelar PGN Energy Startup Competition 2019

“Sebetulnya kalau pemerintah mau serius terhadap energi terbarukan, sudah dilakukan sejak periode pertama Jokowi, tapi nyatanya tidak. Harapannya ini bisa terealisasi pada periode kedua, sehingga tidak ada lagi defisit migas di massa mendatang” kata Mumpuni.

Dari sisi investasi, Mumpuni menilai pengembangan energi terbarukan bukanlah hal yang mahal. Sebab, secara sumber daya yang ada di Indonesia sudah mencukupi, hanya saja sarana dan prasarana pembangkitnya yang perlu didukung.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×