Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat angka pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta per Februari 2025.
Tak hanya itu, Indonesia bahkan memperoleh peringkat pertama sebagai negara dengan pengangguran tertinggi se-Asia Tenggara.
Berdasarkan Trading Economics, persentase pengangguran di Indonesia sebesar 4,67%, tertinggi se-ASEAN.
Lantas, apa yang perlu dilakukan pemerintah untuk menurunkan persentase pengangguran di Indonesia?
Apa yang perlu dilakukan pemerintah?
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengungkapan, terdapat beberapa langkah yang bisa diambil pemerintah untuk menurunkan pengangguran secara efektif.
1. Sektor industri bangkit kembali
Menurutnya, sektor industri harus rebound atau pulih dan bangkit kembali karena mampu menyerap banyak tenaga kerja.
"Sekarang industrinya loyo, menghadapi deindustrialisasi prematur," kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/9/2025).
Dia menjelaskan, salah satu cara agar sektor industri bangkit kembali adalah pengendalian impor bahan jadi.
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan insentif lebih banyak kepada industri padat karya.
Baca Juga: Imbal Hasil Treasury AS Naik Usai Data Klaim Pengangguran Turun
2. Menciptakan motor ekonomi baru
Selanjutnya, pemerintah perlu menciptakan motor ekonomi baru, misalnya di sektor transisi energi. Bhima mengungkapkan, sektor tersebut memilki kebutuhan yang mencapai 96 juta lapangan kerja dalam 15 tahun ke depan.
"Mulai dari industri komponen EBT, instalasi listriknya, transmisi sampai baterai penyimpanan itu menyerap tenaga kerja semua," ujarnya.
Menurutnya, kekurangan saat ini adalah kampus dan sekolah vokasi yang masih belum siap dengan jurusan atau fakultas energi terbarukan.
3. Mengembangkan sektor ekonomi kreatif
Bhima menuturkan, sektor ekonomi kreatif di banyak daerah cenderung tidak berkembang. Sebab, pemerintah daerah belum melihat potensi, serta dukungan anggaran untuk promosi.
Selain itu, pelatihan dan sertifikasi juga disebut masih kurang. Padahal, ekonomi kreatif termasuk experience economy memiliki daya dorong besar ke serapan tenaga kerja, terutama Gen Z.
Tonton: Pengangguran Anak Muda RI Capai 15%, Tiga Kali Lipat dari Usia Dewasa
4. Daya beli lesu dan aturan batas maksimal usia kerja
Meski akses tenaga kerja kini lebih mudah, hal itu tidak diimbangi dengan kondisi perusahaan yang sedang lesu karena daya beli turun.
"Problemnya daya beli memang sedang lesu, jadi perusahaan tunda pembukaan lowongan kerja," jelasnya.
Aturan mengenai batas usia tenaga kerja juga perlu dihapuskan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Angka Pengangguran di Indonesia Tertinggi se-ASEAN, Apa yang Perlu Dilakukan Pemerintah?"
Selanjutnya: Lowongan PLN 2025: Cek Jurusan & Persyaratan Sekarang
Menarik Dibaca: Lowongan PLN 2025: Cek Jurusan & Persyaratan Sekarang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News