kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Sebaiknya perbanyak jumlah guru


Rabu, 22 Januari 2014 / 19:29 WIB
Pengamat: Sebaiknya perbanyak jumlah guru
ILUSTRASI. Promo JSM Alfamidi Periode 1-4 September 2022


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Angan-angan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membuat lembaga pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kemampuannya dipandang sulit tercapai (Baca: PKS tawarkan program untuk tawarkan pendidikan). Pengamat pendidikan Darmaningtyas menilai, jumlah guru di Indonesia didominasi oleh mereka yang berusia di atas 40 tahun atau berusia tua.

Biasanya, dengan usia yang lebih tua dan dengan kehidupan yang lebih mapan akan lebih malas untuk meningkatkan kemampuannya. Berbeda bila dibandingkan dengan guru yang berusia lebih muda, akan lebih semangat untuk mengikuti pelatihan dan menambah pengetahuannya.

Oleh karenanya, menurut Darmaningtyas selain menambah fasilitas untuk meningkatkan kemampuan guru, pemerintah juga perlu menyusun strategi supaya guru-guru yang lebih muda lebih banyak lagi.

Ia juga menjelaskan, selama 10 tahun terakhir jumlah rekruitmen guru baru relatif sedikit, terutama sejak era reformasi. "Jadi sebelum membuat sistem pendidikan guru, jumlah guru muda harus diperbanyak," ujar Darmaningtyas, Rabu (22/1) kepada KONTAN.

Selain itu, Darmaningtyas juga mengkritisi program pendidikan yang disodorkan PKS lainnya, sepertiĀ  pengujian kurikulum sebelum diimplementasikan. Menurutnya, masalah kurikulum bukan soal metode yang disusun, tetapi lebih implementasi di lapangan.

Salah satu yang utama adalah adanya benturan dengan aturan otonomi daerah. Selama belum ada jalan keluar soal pelaksanaan di daerah, sistem apapun juga sulit diterapkan.

Sementara itu, pengamat politik Burhanudin Muhtadi program pendidikan yang ditawarkan oleh PKS cukup menarik. Terutama mengani isu kualitas guru. Menurutnya, selama iniĀ  isu guru jarang diangkat oleh partai politik. Biasanya parpol lebih suka membahas mengenai fasilitas pendidikan.

Namun demikian, Burhanudin menilai dari sisi kepentingan politik isu kualitas guru kurang begitu menarik. Sebab, jika ingin menarik hati para guru, PKS seharusnya memakai isu kesejahteraan guru dan dosen. Selama ini salah satu masalah yang terjadi di Indonesia adalah soal kesejahteraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×