Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dihantui defisit pangan di tengah ancaman krisis pangan global. Terlebih beberapa kebutuhan pangan kita masih dicukupi oleh impor.
Untuk itu, Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengingatkan agar pemerintah tidak sampai kecolongan stok atau pasokan dalam negeri tipis.
"Karena sebagian komoditas memang porsi impor nya besar, otoritas yang berwenang jangan sampai kecolongan stok," kata Khudori pada Kontan.co.id, Minggu (23/10).
Baca Juga: Kementan Dorong Petani Milenial Bangun Kelembagaan Berbasis Korporasi
Pemerintah diharapkan dapat memaksimalkan pemantauan di gudang-gudang penyimpanan kebutuhan pangan, baik itu milik swasta (importir) maupun miliki pemerintah dalam hal ini Bulog.
Asal tahu saja, hingga saat ini Indonesia masih bergantung pada impor untuk beberapa komoditas, diantaranya adalah gula, daging sapi, kedelai dan bawang putih.
Khudori melanjutkan, untuk komoditas gula sendiri jika izin impor semuanya terealisasi maka kita akan banjir stok, karena saat ini giling tebu masih berlangsung. Bahkan bisa saja untuk tahun depan Indonesia tidak lagi impor gula.
"Ini untuk gula konsumsi ya, bukan gula industri," papar Khudori.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News