kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat menilai tema terorisme jadi topik menarik di debat Capres


Senin, 14 Januari 2019 / 16:34 WIB
Pengamat menilai tema terorisme jadi topik menarik di debat Capres


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu terorisme diperkirakan bakal menjadi topik menarik dalam debat perdana antara calon presiden dan wakil presiden yang akan digelar Kamis, (17/1) nanti. Dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib berpendapat isu ini sangat terkait dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

"Tema terorisme sangat penting karena menyangkut masa depan ideologi Indonesia yakni Pancasila, " ujar Ridlwan Habib dalam diskusi Jelang Debat Pilpres di Cikini, Jakarta (14/01).

Selain Ridlwan, pembicara lainnya adalah Nostalgiawan Wahyudi dari LIPI dan Sofyan Tsauri, mantan napi terorisme.

Menurut Ridlwan, publik menunggu pendapat para Capres tentang penanganan ideologi pro terorisme. "Apakah dengan pendekatan lunak atau pendekatan keras, apakah TNI akan masuk secara dominan atau tetap Polri sebagai penjuru utama," katanya.

Ridlwan menjelaskan, masih ada masyarakat yang menganggap terorisme itu rekayasa. Padahal hingga saat ini, sudah ratusan orang divonis di pengadilan. "Ini akan menarik ketika masing masing Capres nanti menjelaskan soal itu, " katanya.

Pertanyaan lain soal terorisme menurut Ridlwan adalah soal penyebaran menggunakan media sosial. "Bagaimana pendapat masing masing Capres terhadap simbol-simbol dan logo yang mencerminkan ideologi teror, "katanya.

Peneliti LIPI Nostalgiawan Wahyudi menambahkan, di era Jokowi relasi Indonesia dengan negara negara Timur Tengah sangat baik. "Indonesia dipercaya sebagai anggota DK tidak tetap PBB itu bukti Indonesia sangat ditunggu perannya di Timur Tengah, " katanya.

Nostalgiawan menjelaskan, gaya diplomasi Jokowi diharapkan menimbulkan kepercayaan dari kawasan Timur Tengah untuk menjalin kerjasama ekonomi dengan Indonesia. "Kita berharap pemerintahan Indonesia bisa menjadi lilin dan contoh bagi negara negara Timur Tengah yang sedang dilanda konflik internal, "katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×