kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.834   -94,00   -0,60%
  • IDX 7.472   -20,01   -0,27%
  • KOMPAS100 1.157   -2,48   -0,21%
  • LQ45 917   -3,39   -0,37%
  • ISSI 226   0,21   0,09%
  • IDX30 472   -2,43   -0,51%
  • IDXHIDIV20 569   -3,32   -0,58%
  • IDX80 132   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 140   -0,20   -0,14%
  • IDXQ30 157   -0,81   -0,51%

Pengamat: Anas bisa membahayakan Demokrat


Minggu, 23 Maret 2014 / 21:35 WIB
Pengamat: Anas bisa membahayakan Demokrat
ILUSTRASI. Daftar Makanan untuk Melancarkan Menstruasi


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pakar Ilmu Komunikasi Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, Gun Gun Heriyanto mengatakan, Partai Demokrat saat ini sedang berada pada fase guncangan (turbulensi) menjelang Pemilihan Umum (Pemilu 2014).

Bahkan turbulensi paling kental muncul dari kader dan mantan kader Demokrat sendiri, seperti Anas Urbaningrum. “Kondisi Anas ini bisa membuat serangan yang cukup mematikan bagi Partai Demokrat karena dia (Anas) mulai menyeret Pak SBY, mulai menyeret Ibas,” kata Gun Gun usai menghadiri acara diskusi politik dengan tema ‘Efek Jokowi dan Strategi Partai Politik Pilpres 2014, di Cikini, Jakarta, Minggu (23/3).

Lebih lanjut, menurut Gun Gun, walau secara ragawi Anas sudah ada dalam tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), namun Anas piawai dan mampu membuat opini publik. Akibatnya, kata Gun Gun, Partai Demokrat bisa mengalami kerugian besar.

“Dan inikan, politik itu soal persepsi, bukan semata-mata soal legal formalistik. Pada saat itu terus dimainkan, ini menjadi delegitimasi, terlepas dari apakah hukum sudah menyatakan betul atau tidak. Itu yang saya sebut Partai Demokrat mengalami kerugian luar biasa pada 2014, pada saat memang pertarungan antara SBY dengan Anas sampai sekarang belum tuntas,” tambah Gun Gun.

Gun Gun juga bilang, adanya konvensi calon presiden yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat juga tidak akan mampu mengubah opini negatif masyarakat terhadap partai tersebut. “Konvensi tidak bisa menjadi counter opini yang kuat karena konvensi sendiri tidak memiliki resonansi yang memadai,” tambah Gun Gun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×