kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Pengakuan lembaga halal luar negeri hanya untuk bahan baku, produk jadi tetap MUI


Senin, 25 November 2019 / 18:39 WIB
Pengakuan lembaga halal luar negeri hanya untuk bahan baku, produk jadi tetap MUI
ILUSTRASI. Seorang pekerja menyiapkan makanan di Kedai Yong Bengkalis yang sudah mengantongi sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (9/4/2019). Pemprov Riau pada April ini menerbitkan Peraturan Gubernur Riau tentang Pariwisa


Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengakuan lembaga halal luar negeri hanya untuk produk mentah atau bahan baku. Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch, Ikhsan Abdullah.

Ikhsan bilang sertifikasi halal untuk produk jadi tetap dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Produk jadi atau end produk tetap disertifikasi halal oleh MUI," ujar Ikhsan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (25/11).

Baca Juga: Soal tarif sertifikasi halal, Kemenkeu masih sinkronisasi dengan omnibus law UMKM

Sertifikasi halal untuk produk jadi akan merugikan Indonesia. Hal itu dinilai Ikhsan akan mempermudah impor bagi produk jadi ke Indonesia. "Disamping akan memudahkan barang impor masuk ke Indonesia juga akan mematikan UKM," terang Ikhsan.

Ikhsan bilang audit yang dilakukan oleh MUI memiliki standar yang tinggi. Standar tersebut juga disesuaikan dengan fatwa dari MUI.

Baca Juga: Pelaku UMKM masih kesulitan menjalankan wajib sertifikasi halal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×