kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.591.000   6.000   0,38%
  • USD/IDR 16.340   25,00   0,15%
  • IDX 7.182   11,08   0,15%
  • KOMPAS100 1.058   -1,55   -0,15%
  • LQ45 834   0,83   0,10%
  • ISSI 213   -0,32   -0,15%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 513   2,60   0,51%
  • IDX80 121   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 123   -0,29   -0,24%
  • IDXQ30 141   0,25   0,18%

Pengakuan lembaga halal luar negeri hanya untuk bahan baku, produk jadi tetap MUI


Senin, 25 November 2019 / 18:39 WIB
Pengakuan lembaga halal luar negeri hanya untuk bahan baku, produk jadi tetap MUI
ILUSTRASI. Seorang pekerja menyiapkan makanan di Kedai Yong Bengkalis yang sudah mengantongi sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (9/4/2019). Pemprov Riau pada April ini menerbitkan Peraturan Gubernur Riau tentang Pariwisa


Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengakuan lembaga halal luar negeri hanya untuk produk mentah atau bahan baku. Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch, Ikhsan Abdullah.

Ikhsan bilang sertifikasi halal untuk produk jadi tetap dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Produk jadi atau end produk tetap disertifikasi halal oleh MUI," ujar Ikhsan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (25/11).

Baca Juga: Soal tarif sertifikasi halal, Kemenkeu masih sinkronisasi dengan omnibus law UMKM

Sertifikasi halal untuk produk jadi akan merugikan Indonesia. Hal itu dinilai Ikhsan akan mempermudah impor bagi produk jadi ke Indonesia. "Disamping akan memudahkan barang impor masuk ke Indonesia juga akan mematikan UKM," terang Ikhsan.

Ikhsan bilang audit yang dilakukan oleh MUI memiliki standar yang tinggi. Standar tersebut juga disesuaikan dengan fatwa dari MUI.

Baca Juga: Pelaku UMKM masih kesulitan menjalankan wajib sertifikasi halal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×