kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Penerimaan PPN DN Capai Rp 373,34 Triliun hingga Oktober 2024


Minggu, 10 November 2024 / 17:25 WIB
Penerimaan PPN DN Capai Rp 373,34 Triliun hingga Oktober 2024
ILUSTRASI. JAKARTA,13/3-TARGET PENERIMAAN PAJAK. Warga mendapatkan pelayanan dari karyawan untuk memperoleh informasi terkait pelaporan wajib pajak di gerai Pojok Pajak yang berada di Central Park, Jakarta, Senin (13/3/2023). Kementerian Keuangan melaporkan, realisasi penerimaan pajak pada bulan pertama tahun i2023 mencapai Rp 162,23 triliun. Penerimaan pajak tersebut tumbuh 48,60% dibandingkan periode Januari 2022. Penerimaan pajak itu setara 9,44% dari target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 1.517,53 triliun hingga Oktober 2024.

Angka ini mencapai 76,3% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Realisasi penerimaan pajak tersebut terutama didukung oleh penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri (PPN DN), yang tercatat mencapai Rp 373,34 triliun atau 4,6% dari target.

Baca Juga: Sudah 76,3% dari Target, Penerimaan Pajak Capai Rp 1.517,53 Triliun per Oktober 2024

Hingga Oktober 2024, PPN DN mengalami peningkatan secara neto sebesar 11,6% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) dan tumbuh 2,4% dibandingkan awal tahun (year-to-date/YTD).

Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, menyatakan bahwa pertumbuhan PPN DN pada Oktober 2024 didorong oleh peningkatan pembayaran dari sektor perdagangan dan industri, serta adanya penurunan restitusi.

"PPN DN ini mengalami pertumbuhan, memasuki zona positif baik secara bruto maupun neto," kata Anggito dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jumat (8/11).

Jenis pajak utama lainnya yang mendukung penerimaan adalah Pajak Penghasilan (PPh) Badan, dengan kontribusi sebesar Rp 262,67 triliun.

Meski berada di posisi kedua, penerimaan PPh Badan masih mengalami kontraksi secara neto sebesar 26,3% YTD.

Baca Juga: Dirjen Pajak: Coretax System Akan Permudah Pelaporan SPT Wajib Pajak

"PPh Badan memang terkontraksi, tetapi secara bulanan (MoM) dalam dua bulan terakhir masih menunjukkan angka positif," ungkapnya.

Selanjutnya, realisasi PPN impor menyumbang Rp 223,08 triliun atau 14,7% dari target, tumbuh positif secara neto sebesar 7,2% YoY.

Anggito melihat peningkatan ini terkait impor bahan baku.

"Ini menjadi indikasi awal kondisi ekonomi kita menjelang awal tahun 2025," jelasnya.

Anggito menambahkan bahwa mayoritas jenis pajak utama menunjukkan pertumbuhan positif, terutama kinerja PPh Badan dan PPN DN yang terus membaik dalam beberapa bulan terakhir.

Selanjutnya: Huayou Cari Pendanaan US$2,7 Miliar Untuk Biayai Proyek Bersama Ford & Vale Indonesia

Menarik Dibaca: Penyebab Sinyal Wi-Fi Lambat, Salah Cara Memasang Router

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×