Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Lalu, untuk PPh 26, di Januari 2022 tumbuh sebesar 70,5%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya PPh 26 mengalami kontraksi sebesar 8,8%. Bendahara keuangan negara ini menjelaskan, PPh 26 meningkat disebabkan karena kenaikan pembayaran deviden dan royalty ke luar negeri.
Selanjutnya, untuk PPh final, mengalami pertumbuhan sebesar 5,6% di Januari 2022, setelah pada tahun sebelumnya di periode yang sama mengalami kontraksi sebesar 14,3%. Ini meningkat ditopang oleh kebijakan rogram Pengungkapan Sukarela (PPS).
Baca Juga: Kesepakatan 2 Pilar Perpajakan Akan Atasi Tantang Pajak Akibat Digitalisasi Ekonomi
Untuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dalam Negeri (DN) juga tumbuh positif sebesar 44,8%. Sri Mulyani bilang penerimaan in sejalan dengan adanya pemulihan aktivitas ekonomi, setelah mengalami kontraksi pada tahun sebelumnya di periode yang sama yakni 17,1%.
Sementara itu, untuk PPM Impor di periode ini juga tumbuh positif sebesar 49,7% sejalan dengan masih membaiknya aktivitas impor. Pada Januari 2021, PPh impor justru terkontraksi 13,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News