Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi mengatakan, pemerintah harus mewaspadai sejumlah risiko yang bisa mempengaruhi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun depan. Baik risiko yang datang dari eksternal maupun internal.
Dari eksternal, pertama, berupa pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat baik kenaikan suku bunga acuan maupun pengurangan neraca Bank Sentral AS. "Hal ini bisa menekan rupiah jika menyebabkan capital outflows dari emerging market termasuk Indonesia dan bisa menekan yield SBN naik," kata Eric kepada KONTAN, Minggu (20/8).
Kedua, kemungkinan naiknya yield surat berharga AS karena penerbitan surat berharga Negeri Paman Sam tersebut untuk membiayai defisit anggaran akibat kebijakan ekspansi Donald Trump. Hal ini juga bisa menekan yield SBN naik.
Ketiga, kenaikan tekanan imported inflation ke Indonesia jika harga komoditas energi naik tajam yang juga bisa menekan yield SBN naik.
Sementara faktor domestik yang bisa menekan yield SBN naik, yaitu pertama kenaikan defisit APBN jika penerimaan pemerintah tidak bisa mengimbangi belanja. Kedua, tekanan politik domestik menjelang pemilu. "Jadi, risiko terhadap ekonomi Indonesia tahun depan bisa datang dari faktor eksternal dan domestik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News