Reporter: Agus Triyono | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pemerintah akan memfokuskan pendidikan kejuruan di dua sektor, yaitu kelistrikan dan juru ukur tanah. Rudy Salahuddin, Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mengatakan, prioritas tersebut dibuat salah satunya untuk keperluan proyek listrik 35.000 Megawatt.
Rudy mengatakan, proyek tersebut memerlukan teknisi besar, khususnya dalam waktu dua atau tiga tahun ke depan. "Ini sebagai jaga- jaga, jangan sampai ketika jadi, tidak ada teknisi," katanya di Kantor Menko Perekononian, Senin (19/9).
Muhammad Ali, Direktur Human Capital PLN mengatakan, untuk melaksanakan prioritas tersebut, PLN akan menggandeng 18 perguruan tinggi. Ke-18 perguruan tinggi tersebut, akan diajak kerjasama pendidikan kejuruan.
Kerjasama tersebut dilakukan dengan membimbing mahasiswa mereka di bidang teknik kelistrikan. "Porsinya, dua semester bimbingan akan diberikan di dalam kampus, dua semester di PLN, sehingga ketika lulus mahasiswa sudah punya keahlian kelistrikan," katanya.
Selain menggandeng 18 kampus, untuk pembangkit listrik yang berada di wilayah pedalaman atau terpencil, pihaknya juga akan menggandeng SMK terdekat. Dalam kerjasama itu, pekerja di pembangkit PLN melalui koordinasi dengan dinas pendidikan setempat akan diminta mengajarkan keahlian mereka ke siswa SMK di wilayah tersebut. Dengan upaya tersebut, PLN berharap nantinya bisa dapat teknisi dari wilayah setempat.
Ali berharap, dengan upaya tersebut, dalam dua tiga tahun ke depan kebutuhan teknisi sebanyak 9000 orang yang diperlukan untuk menunjang proyek 35.000 MW bisa terpenuhi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News