Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi sebanyak 123 juta orang akan melakukan mudik di 2023. Angka ini naik 44,79% dibandingkan tahun 2022.
Adapun dari jumlah tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, 18,3 juta merupakan pemudik warga Jabodetabek. Potensi adanya pemudik dari Jabodetabek tahun ini berdasarkan hasil survei naik 27,97%.
Dari hasil survei tersebut, maka perlu adanya antisipasi perjalanan melalui moda darat. Pasalnya moda darat ialah 75% dari total seluruh perjalanan mudik. Kemudian 27,32 juta pemudik akan menggunakan mobil pribadi dan 25,14 juta menggunakan sepeda motor.
Baca Juga: Ingin Mudik? Jasa Marga Imbau Masyarakat Hindari Dua Tanggal Ini
"Kelihatan mobil pribadi itu dominan banget, tapi mungkin kalau mobil pribadi itu kita harus melakukan upaya yang maksimal di tol cipali. Sedang motor juga banyak, kami sudah mengimbau supaya tidak ada mudik menggunakan motor, karena risikonya tinggi sekali," kata Budi dalam Raker bersama Komisi V DPR RI, Selasa (4/3).
Adapun pemudik paling banyak ialah menuju Jawa Tengah di mana asalnya dari Jawa Timur. Dari kondisi tersebut, Budi mengatakan, tol trans jawa menjadi pilihan utama para pemudik yakni 33,5%. Sehingga perlu ada konsentrasi pengaturan mobilisasi pemudik di tol trans Jawa.
Terdapat beberapa kebijakan pengaturan mobilitas masa lebaran khususnya di sektor darat. Pertama melakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada simpang, ruas jalan baik jalan tol dan non tol.
Kedua, memfasilitasi mudik gratis untuk pemotor guna menekan angka kecelakaan lalu lintas. Ketiga, pembatasan angkutan barang bahan galian (tanah, pasir, batu), bahan tambang dan bahan bangunan.
Keempat, bersama dengan Polri, TNI, Pemda dan pihak terkait akan melakukan rekayasa lalu lintas apabila diperlukan. Khususnya di ruas rawan kemacetan, pasar tumpah, penambahan rest area dan memastikan pasokan BBM di jalur utama yang digunakan.
Berdasarkan hasil identifikasi Kementerian Perhubungan maka, pengaturan mobilisasi mudik akan dilakukan dengan kepolisian dan stakeholder terkait lainnya.
Baca Juga: Mudik Lebaran, Jalan Tol Solo-Klaten Dibuka Fungsional 6 Km
Nantinya pengaturan lalu lintas selama mudik di jalan tol di antaranya, penerapan one way, contraflow, penerapan ganjil genap, manajemen rest area, penambahan petugas lapangan, adanya mobile digital signage. Adapun mobil digital signage untuk memberi pemberitahuan situasi tol dan rest area secara real time.
Namun untuk penerapan ganjil genap, Budi mengatakan baru akan diputuskan satu pekan sebelumnya apakah diperlukan atau tidak.
"Ganjil genap kita akan pikirkan nanti pada saat akhir, satu atau seminggu sebelumnya baru kita tetapkan, perlu kita tetapkan atau tidak. Kala kita evaluasi bahwa itu relatif tidak mudah, maka ganjil genap ini akan kita lakukan," jelasnya.
Budi menyebut beberapa rekayasa lalu lintas tersebut akan dilaksanakan di Tol Cipali, dimana rekayasa akan di komandoi oleh Kepala Korlantas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News