Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Jakarta Propertindo (Jakpro) ditunjuk Pemprov DKI untuk membeli saham kepemilikan PAM Lyonaise Jaya (Palyja) sebesar 49%. Direktur Utama PT Jakpro Budi Karya Sumadi mengatakan telah berdiskusi dengan pihak pemegang 49% saham Palyja yakni Astratel. Akuisi saham Palyja ini dilaksanakan dengan konsep business to business (B to B).
"Kita sudah ngomong pernyataan untuk mengakuisisi Palyja, closingnya Desember. Jadi, diharapkan pembelian juga dapat dilaksanakan Desember tahun ini," kata Budi kepada Kompas.com, di kantornya kawasan Menteng, Jakarta, Senin (30/9).
Saat ini, proses akuisisi saham tersebut sedang dalam tahap penggodokan perjanjian "hitam di atas putih". Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan sebelum pencapaian kata kesepakatan adalah pelaksanaan rapat, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), dan due dilligent (teknis, legal, financial).
Budi Karya menganalogikan pembelian saham Palyja seperti layaknya dua orang yang memadu kasih. Dimulai dengan perkenalan hingga akhirnya pernikahan. Untuk pelaksanaan akuisisi tersebut, Budi mengaku, PT Jakpro akan melakukannya dengan hati-hati. Sehingga, begitu akuisisi telah tercapai, tidak menimbulkan permasalahan baru lainnya.
Untuk proses pendekatan dan negosiasi dengan Astratel, PT Jakpro telah mendapat dukungan dari PAM, berdiskusi format bagaimana pengelolaan air di Jakarta. "Setelah due dilligent, ketemu harga rupiah kesepakatan, akuisisi, kaji format manajemen, setelah itu terjadi, baru kendali usaha kita sama Pembangunan Jaya," kata Budi.
Ia berharap melalui pembelian saham Palyja itu, masyarakat atau pengguna air tidak lagi kesulitan dalam mendapat pasokan air bersih. Rencananya saham kepemilikan Palyja sebesar 49 persen milik Astratel akan dibeli PT Jakpro dan 51 persen saham kepemilikan Suez Internasional akan dibeli PT Pembangunan Jaya.
Di kesempatan berbeda, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan rencana pembelian saham Palyja itu untuk menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Jakarta. Walaupun saham mayoritas dipegang PT Pembangunan Jaya, namun kepemimpinan perusahaan tetap akan diserahkan kepada PT Jakpro.
Pemprov DKI akan memberi waktu kepada PT Jakpro untuk go public selama lima tahun. Namun, walaupun belum go public, PT Jakpro tetap akan memimpin Palyja. PT Jakpro akan mengelola Palyja, mulai dari urusan keuangan hingga operasional.
Awalnya, tahun ini DKI memfokuskan PT Pembangunan Jaya untuk mengakuisisi saham mayoritas Palyja kepemilikan Suez International. "Bisa juga kalau Jakpro beli tahun ini, bagus dong. Saya juga mau ketemu pihak Astra-nya," ujar Basuki. (Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News