kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemilu gagal dongkrak dunia usaha


Selasa, 15 April 2014 / 09:16 WIB
Pemilu gagal dongkrak dunia usaha
ILUSTRASI. Harga aglonema tiara merah.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pemilihan umum (pemilu) yang biasanya mampu mendongkrak perekonomian, ternyata gagal memicu adrenalin pengusaha pada awal tahun ini. Berdasarkan hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) Triwulan I 2014, terjadi penurunan kegiatan usaha.

Lihat saja, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada Triwulan I 2014 hanya sebesar 2,11%, lebih rendah ketimbang 12,61% pada Triwulan IV 2013 dan 5,10% Triwulan I 2013. Rendahnya SBT karena menurunnya kontraksi pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 3,38% serta sektor industri pengolahan yang susut 2,65%.

Namun, pengusaha optimistis akan ada perbaikan ekonomi pada kuartal II. Ekspetasi kegiatan dunia usaha pada Triwulan II 2014 diperkirakan mencapai 27,27%. Penyebabnya, efek bulan puasa pada akhir Juni 2014, yang akan mendorong konsumsi masyarakat.

Ketua Umum Asosiasi Penguasaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengaku kegiatan bisnis pada kuartal I tahun ini memang turun. Minat pengusaha menanamkan modal untuk ekspansi usaha melemah akibat kebijakan pemerintah dan BI. BI sengaja menjaga suku bunga acuan tetap tinggi sehingga bunga pinjaman perbankan juga mahal. Pemerintah menerapkan berbagai kebijakan yang memperbesar biaya impor. Rupiah juga melemah, sehingga harga barang di luar negeri terlibat semakin mahal.

Kenaikan upah minimum buruh (UMP) serta tarif dasar listrik bagi industri juga turut berpengaruh. Belum lagi ditambah beban suku bunga yang tinggi serta biaya kredit yang mahal. "Sehingga kita tidak banyak lagi investasi," tandas Sofjan, Senin (14/4).

Menurut Sofjan, penurunan investasi dunia usaha masih akan terjadi pada triwulan II. Pengusaha masih wait and see hasil pemilu, arah pemerintahan serta kebijakan ke depan.

Kepala Badan Koordinasi Badan Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar, menilai, meskipun ada penurunan kegiatan usaha, tapi sektor investasi masih bertumbuh. Ia optimistis  realisasi investasi triwulan I yang akan dirilis BKPM pada akhir April bisa sesuai ekspektasi. Investasi investor dalam negeri maupun luar negeri akan meningkat terus secara permanen. Alhasil target BKPM untuk meraup investasi senilai RP 456,6 triliun atau tumbuh 15% dari realisasi investasi tahun 2013 yang sebesar Rp 313,2 triliun.

Adanya pemilu, memang menyebabkan pengusaha wait and see untuk ekspansi. Namun, Mahendra menilai, kondisi itu hanya sementara. Ke depan, investor masih akan gencar menanamkan modalnya terutama di sektopr sekunder, seperti jasa dan perdagangan karena pasar Indonesia sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×